Menurut Aty, pada kasus ini, Alfira menderita tipe marasmus, yang merupakan gizi buruk karena kekurangan karbohidrat.
Menurut Aty, tim dokter dan tenaga medis yang ada di RSUD dr Soegiri sudah memberikan nutrisi kepada Alfira sedikit demi sedikit, agar bisa diterima oleh lambungnya.
Tidak hanya itu, tim dokter juga melihat ada kemungkinan Alfira memiliki alergi.
Namun, dokter masih mencari penyebab alergi tersebut.
Baca juga: Mertua Sekda Lamongan Jadi Korban Pembunuhan, Polisi Dapatkan Petunjuk
Adapun, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, Alfira sudah diberikan susu berbahan soya.
"Selain alergi, Alfira juga mengidap infeksi yang menyebabkan kondisinya tidak dapat mencerna makanan secara baik. Namun kami telah memberikan antibiotik, agar sistem pencernaannya berangsur membaik," kata Aty.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Lamongan Taufik Hidayat menambahkan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan tim dokter yang merawat Alfira di RSUD dr Soegiri.
Selain itu, usai menjalani pengobatan di rumah sakit, nantinya Alfira juga akan mendapat pendampingan dari tim tenaga kesehatan kecamatan.
Hal itu untuk memastikan pemberian makanan tambahan dapat sesuai rekomendasi.
Alfira sebelumnya terlahir dengan bobot normal seperti anak pada umumnya, yakni sekitar 3 kilogram.
Namun, saat usianya mencapai 2 tahun, bobot Alfira hanya mencapai 4 kilogram.
Padahal, menurut dokter, bobot balita seusia Alfira idealnya sekitar 12 kilogram.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.