Rumah Sri Utami hanya berjarak 2 rumah dari Istana Keraton Agung Sejagat.
Saat tidak ada kegiatan, menurut Utami, Istana tersebut kosong karena para punggawa kerajaan berasal dari luar daerah.
Warga sekitar jarang datang ke lokasi tersebut sejak adanya batu besar yang disebut Prasati I Bumi Mataram oleh pengikut keraton.
"Mengganggu sih sebenarnya, tetapi selama tidak mengganggu masyarakat tidak masalah, karena mereka itu kejawen," paparnya.
Yang menjadi permasalahan bagi warga adalah kegiatan atau kumpul malam-malam mereka yang terlihat mencurigakan dan terkesan mistis.
Baca juga: Setelah Viral, Keraton Agung Sejagat di Purworejo Jadi Tempat Wisata Dadakan
"Pokoknya sebulan itu dua atau tiga kali pertemuan dan sebetulnya kumpul-kumpul seperti itu sudah lama, cuma menang ramai itu setelah datangnya batu besar itu," jelasnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Sumarni (56) tetangga sebelah istana.
Ia menjelaskan bahwa salah satu dari pengikut Keraton Agung Sejagat penah mengatakan mereka tidak perlu izin mendirikan perkumpulan.
"Ketika ditanya apakah sudah ada ijin, mereka menjawab tidak perlu ijin di Indonesia. Hal itu karena pengaruhnya yang sudah internasional," kata Sumarni.