BKSDA Jateng pun menggandeng dokter hewan dalam proses nekropsi (bedah bangkai) untuk mengetahui penyebab kematian macan tutul.
Dari hasil pemeriksaan dengan fasilitas sinar x-ray di klinik hewan tidak ditemukan adanya proyektil, benda asing maupun luka baru di fisik macan tutul.
Struktur tulang macan tutul juga tak mengalami perubahan.
"Selanjutnya akan dilakukan uji laboratorium lambung dan usus di Departemen Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.