Ketua Kwarcab Pramuka Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menjelaskan memang sedang mengadakan Kursus Mahir Lanjutan (KML) pembina Pramuka.
Peserta kursus ini berasal dari dalam dan luar Yogyakarta.
"Pada kasus yang terjadi di SD Timuran itu, pada saat itu praktik dari salah satu peserta dari Gunungkidul," sebut Heroe.
Dalam KML Pembina Pramuka, Heroe mengatakan, tidak diajarkan tentang tepuk ataupun yel tersebut.
Namun, peserta yang sedang praktik itu tiba-tiba menyampaikan tepuk yang diakhiri dengan yel itu.
"Ini sebenarnya spontanitas dari peserta," ucap Heroe.
Heroe yang juga Wakil Wali Kota Yogyakarta juga menuturkan, pembina setempat pada saat itu mendapat laporan dari salah satu yang ada di sana.