Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembina Pramuka Ajarkan Siswa SD Yogyakarta Yel Berbau SARA, Sri Sultan: Di Indonesia Tak Ada Kafir

Kompas.com - 14/01/2020, 17:44 WIB
Wijaya Kusuma,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DIY Sri Sultan HB X angkat suara terkait pembina Pramuka yang mengajarkan yel berbau SARA kepada siswa SD di Yogyakarta.

Sri Sultan menyampaikan, yel menggunakan kata "kafir" yang diajarkan oleh pembina Pramuka tidaklah benar.

Tidak boleh seseorang atau pembina Pramuka mengajarkan yel seperti itu.

"Tidak betul itu, tidak tempatnya di situ dan tidak boleh mengatakan seperti itu. Di Indonesia tidak ada kafir," ujar Sri Sultan seusai menghadiri acara dialog kebangsaan di Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa (14/1/2020).

Sri Sultan pun menyesalkan tindakan pembina Pramuka itu.

"Saya sangat menyesalkan itu terjadi," kata Sri Sultan.

Baca juga: Pembina Pramuka Ajarkan Yel-yel Bernada SARA, Mahfud MD:Pembinaan Dulu, Jangan-jangan Gurunya Agak Bego...

Seperti diketahui, seorang pembina Pramuka mengajarkan yel yang dinilai bernada SARA kepada siswa SD Negeri Timuran, Kota Yogyakarta.

Hal itu menuai protes dari seorang wali murid.

Kejadian itu diketahui setelah beredar tangkapan layar tulisan keluhan dari seorang wali murid.

Di dalam tangkapan layar tersebut, yel yang diajarkan di hadapan para siswa menggunakan kata-kata "Islam yes kafir-kafir no".

Kejadian itu juga turut dikomentari oleh beberapa tokoh, seperti Mahfud MD dan Gus Mus.

Keduanya menyayangkan pernyataan pembina Pramuka itu.

Ketua Kwarcab Pramuka Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menjelaskan memang sedang mengadakan Kursus Mahir Lanjutan (KML) pembina Pramuka.

Peserta kursus ini berasal dari dalam dan luar Yogyakarta.

"Pada kasus yang terjadi di SD Timuran itu, pada saat itu praktik dari salah satu peserta dari Gunungkidul," sebut Heroe.

Dalam KML Pembina Pramuka, Heroe mengatakan, tidak diajarkan tentang tepuk ataupun yel tersebut.

Namun, peserta yang sedang praktik itu tiba-tiba menyampaikan tepuk yang diakhiri dengan yel itu.

"Ini sebenarnya spontanitas dari peserta," ucap Heroe.

Heroe yang juga Wakil Wali Kota Yogyakarta juga menuturkan, pembina setempat pada saat itu mendapat laporan dari salah satu yang ada di sana.

Kemudian, salah satu wakil ketua Kwarcab Pramuka Kota Yogyakarta menyampaikan permintaan maaf.

"Di akhir salah satu wakil ketua Kwarcab menyatakan pada peserta, pada anak-anak bahwa tepuk itu tidak ada dan dianggap tidak ada. Sekaligus menyampaikan permintaan maaf karena membuat tidak nyaman," jelas Heroe.

Kwarcab Pramuka Kota Yogyakarta juga akan mendalami kejadian tersebut.

Peserta KML Pembina Pramuka yang mengajarkan yel itu juga akan dipanggil. 

Baca juga: Pembina Pramuka Ajarkan Siswa SD Yel-yel Bernada SARA, Gus Mus: Itu Bodoh dan Gendeng...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com