JOMBANG, KOMPAS.com - Ratusan santri dan alumni dari salah satu pesantren di Jombang Jawa Timur, menggelar aksi unjuk rasa di Mapolres Jombang, Selasa (14/1/2020).
Massa dari pesantren yang berada di wilayah Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, tersebut, meminta agar kasus dugaan pencabulan seorang putra kiai terhadap santri yang kini ditangani kepolisian, tidak diintervensi oleh pihak manapun.
Kasus dugaan pencabulan oleh seorang putra kiai berinisial MSA atau SAT, berawal dari laporan korban pencabulan yang diterima polisi pada 29 Oktober 2019.
Berdasarkan laporan tersebut, polisi kemudian menggelar serangkaian penyelidikan dan mengumpulkan bukti-bukti pendukung.
Baca juga: Sepanjang 2019, Terjadi 54 Kasus Pencabulan di Sumedang
Kasus tersebut bahkan sudah masuk ke tahap penyidikan dan pada 12 November 2019, polisi telah menerbitkan Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (SPDP).
Perkara dugaan pencabulan oleh MSA, putra kiai pengasuh pesantren terhadap santrinya tersebut menarik perhatian beberapa kalangan.
Pada Selasa pekan lalu, massa dari Aliansi Kota Santri Melawan Kekerasan Seksual menggelar aksi demonstrasi di Mapolres Jombang.
Massa yang didominasi kalangan aktivis perempuan tersebut menyampaikan tuntutan agar polisi segera menahan MSA dan menuntaskan kasus dugaan pencabulan tersebut.
Lalu, pada Selasa ini, ratusan orang yang mengatasnamakan diri keluarga besar pesantren di wilayah Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, tersebut, menggelar aksi serupa dengan tuntutan berbeda.
Muhammad Sholeh, juru bicara dari massa keluarga besar pesantren menyatakan, pihaknya menggelar aksi damai dengan harapan agar polisi bisa bertindak profesional.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.