Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Nabila dan Nadya, Ini 7 Kisah Haru Pertemuan Keluarga yang Terpisah, Berjumpa Setelah 55 Tahun Berpisah

Kompas.com - 14/01/2020, 05:55 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Nabila (16) pelajar kelas 2 SMA PGRI Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan baru mengetahui jika dirinya memiliki saudara kembar dari media sosial Twitter setelah terpisah selama belasan tahun.

Saudara kembar Nabila adalah Nadya yang tinggal di Depok. Tak hanya kembar dua, Nabila dan Nadya juga memiliki satu kembar lagi yang tak diketahui keberadaannya.

Berkat "keajaiban" Twitter, Nadya dan Nabila akhirnya berkomunikasi setelah mereka saling meyakini banyak kesamaan yang mereka miliki.

Selain Nabila dan Nadya, ada beberapa kisah haru pertemuan dari anggota keluarga yang terpisah yang menjadi perhatian publik di Tanah Air.

Berikut 7 kisah pertemuan keluarga yang berhasil dirangkum Kompas.com:

1. Bertemu setelah 30 tahun terpisah

Tangis Kasmi (60) dan Sangkut Lestari (35), anak dan ibu warga Bedeng Sentral Pasar Inpres Tanjung Enim Muaraenim pecah ketika bertemu setelah terpisah selama hampir 30 tahun lamanya, Selasa (25/6/2019). 
Tribun Tangis Kasmi (60) dan Sangkut Lestari (35), anak dan ibu warga Bedeng Sentral Pasar Inpres Tanjung Enim Muaraenim pecah ketika bertemu setelah terpisah selama hampir 30 tahun lamanya, Selasa (25/6/2019).
Selasa (25/6/2019), Kasmi warga Bedeng Sentral, Kelurahan Pasar Tanjung Enim, Kabupaten Muaraenim, Sumatera Selatan menangis haru saat berjumpa dengan Sangkut Lesati (35), anaknya yang pernah ia tinggalkan 30 tahun lalu.

Kala itu, Kasmi terpaksa meninggalkan anak-anaknya karena diajak bekerja ke Ibu Kota oleh seseorang. Namun sampai di Jakarta, Kasmi malah ditelantarkan.

Kasmi pun bertahan hidup sebagai pembantu rumah tangga dari satu rumah ke rumah lainnya.

Pada tahun 2003, Kasmi bekerja di rumah salah seorang anggota polisi Brigjen Imam Sigianto yang merupakan Karobinops Sops Polri.

Sang majikan kemudian mencari jejak keluarga asisten rumah tangganya, setelah Kasmi menceritakan perjalanan hidupnya. Kasmi pun dipertemukan dengan anak-anaknya.

Sementara itu Sangkut Lestari (35 tahun), anak tertua Kasmi, menuturkan bahwa ia sama sekali tak menyangka akan bertemu dengan ibunya yang hilang jejak sejak 30 tahun lalu.

"Saya tidak menyangka hari ini bisa memeluk ibu saya lagi setelah dulu ia pergi meninggalkan saya dan adik-adik saat saya masih duduk di kelas IV SD," katanya.

Lestari mengatakan, ia masih ingat wajah ibunya. Namun, tidak dengan adik-adiknya karena saat ditinggalkan, mereka masih kecil.

"Maka, tadi waktu ibu keluar dari mobil, saya yang duluan kenal wajah ibu saya," katanya.

Baca juga: Penantian Panjang Kasmi Bertemu dengan Anaknya Setelah 30 Tahun Berpisah, Ini Kisahnya

2. Terpisah 20 tahun, Lisa bertemu ibunya lewat Facebook

Foto Lisa saat masih balita bersama dengan ayah dan ibunya. Selama 20 tahun lebih Lisa yang lahir di Kuala Lumpur tidak bertemu dengan ibu kandungnyaKoleksi Pribadi Noorlisaat Fitri Foto Lisa saat masih balita bersama dengan ayah dan ibunya. Selama 20 tahun lebih Lisa yang lahir di Kuala Lumpur tidak bertemu dengan ibu kandungnya
Noor Lisa (24) warga Sragen, Jawa Tengah akhirnya berhasil bertemu dengan ibu kandungnya Ismiyatik, berasal dari Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi.

Hampir 20 tahun, Noor Lisa tidak pernah bertemu dengan ibunya.

Perempuan yang akrab dipanggil Lisa tersebut mengunggah foto lama saat ia masih balita bersama ibu dan ayahnya.

Lisa bercerita, ia lahir di Kuala Lumpur, Malaysia 19 Februari 1995. Saat itu, ibunya yang bernama Ismiyatik dan ayahnya yang bernama Supardi sama-sama bekerja di Kuala Lumpur.

Saat Lisa berusia 2 tahun, orangtuanya bercerai dan Lisa dibawa ke Sragen oleh ayahnya dan tidak pernah lagi bertemu dengan ibu kandungnya.

"Saya sudah tidak ingat lagi wajah ibu saya karena masih kecil usia 2 tahun. Tapi saya ingat betul jika saya menangis keras dan dipeluk Bapak ketika Ibu pergi. Saya ingat itu pertemuan terakhir dengan Ibu di Kuala Lumpur," cerita Lisa.

Setelah menikah, Lisa tetap melanjutkan pencarian ibunya dan memilih menggunakan media sosial Facebook.

Informasi yang didapatkan dari neneknya, ibunda Lisa di tinggal di Muncar dan kakek nenek dari ibunya bekerja sebagai nelayan, mereka tinggal di dekat pantai.

Dari info di Facebook, Noor Lisa mengetahyi bahwa ibunya masih sehat dan tinggal di Pasuruan bersama keluarga barunya.

"Baru saja saya video call dengan ibu saya. Dia kan enggak punya WhatsApp jadi pinjam ponsel saudara. Alhamdulilah ya Allah, cita-cita saya lihat ibu sudah kesampaian. Ibu terlihat beda dengan di foto karena lebih tua,"ceritanya.

Baca juga: Terpisah 20 Tahun, Lisa Temukan Ibunya Lewat Facebook

3. TKI terpisah 21 tahun dari keluarga

Turini (43) bersimpuh di pangkuan ibunya  Syiah (68) di rumahnya di Desa Dawuan Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon, Senin (22/7/2019). Turini kembali menginjakkan kedua kakinya di rumah setelah 21 tahun menjadi Pekerja Migran Indonesia.MUHAMAD SYAHRI ROMDHON Turini (43) bersimpuh di pangkuan ibunya  Syiah (68) di rumahnya di Desa Dawuan Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon, Senin (22/7/2019). Turini kembali menginjakkan kedua kakinya di rumah setelah 21 tahun menjadi Pekerja Migran Indonesia.
Diah Ardika (28) akhirnya menemukan ibu kandungnya, Turini bin Madrasi (51) yang bekerja di Arab Saudi.

Diah putus kontak 21 tahun dengan ibunya, saat ia masih berusia enam tahun.

Saya inget banget. Itu hari Senin tahun 1998, saya baru masuk sekolah SD. Bapak saya (Samsudin) nawarin mau ikut nganter ibu enggak ke Jakarta. Namanya anak masih belum ngerti lebih milih berangkat sekolah karena hari pertama dan ramai. Padahal, kalau tahu enggak akan ketemu lama kayak ini (21 tahun) pasti ikut nganter. Saya nyesel banget," kata Diah, Jumat (19/7/2019).

Diah kecil merasa kehilangan dan baru menyadari ibunya bekerja sebagai TKI di Arab Saudi. Walaupun berpisah, saat itu sang ibu masih rutin mengirimkan kabar kepada keluarganya di Tanah Air.

Komunikasi terakhir terjadi pada 2012 lalu. Diah pun berusaha mencari keberadaan ibunya dari tingkat desa hingga pemerintah pusat.

Ia juga melakukan upaya pencarian lewat media sosial.

Hingga akhirnya pada Maret 2019, seorang tenaga kerja dari Filipina mengunggah di Facebook bahwa ada seorang wanita yang bekerja di Riyadh, Arab Saudi, meminta tolong untuk segera dipulangkan ke daerah asal di Kabupaten Cirebon, Indonesia.

Wanita tersebut ternyata Turini bin Madrasi ,ibu kandung yang selama ini dicari Diah.

Mei 2019, Diah kembali mendapat kabar baik, bahwa KBRI sudah berhasil menemui Turini dan berupaya untuk memulangkan Turuni ke Tanah Air.

Baca juga: TKI Turini 21 Tahun Hilang Kontak dengan Keluarga, Begini Ceritanya...

4. Bertemu ayah yang terpisah 10 tahun di ojek online

Salma tak sengaja bertemu ayahnya yang pengemudi ojek online.Instagram/@salmazuharaa Salma tak sengaja bertemu ayahnya yang pengemudi ojek online.
Salma Zuhara (17) siswi SM NU Al Maruf Kudus tak sengaja bertemu dengan ayahnya yang 10 tahun tak pernah bertemu.

Kisah tersebut berawal saat Salma memesan ojek online dan ternyata pengemudinya adalah ayahnya sendiri.

Kepada Kompas.com, Salma mengaku sulit mendeskripsikan perasaannya saat bertemu lagi dengan ayahnya itu.

"Perasaannya sedih, bahagia, canggung, enggak bisa dijelasin deh," kata Salma kepada Kompas.com, Rabu (9/8/2017).

Salma telah berpisah sepuluh tahun dengan ayahnya karena perceraian.

Kini, ia tinggal bersama ibu dan tiga adiknya di Kudus. Sementara itu, ia tidak mengetahui di mana ayahnya selama ini tinggal.

"Kurang tahu, soalnya setahuku ya memang pindah-pindah. Makanya agak kaget waktu bisa ketemu kemarin," kata Salma.

Salma sempat ber-selfie dengan ayahnya dan mengunggah foto tersebut di Instagram.

Foto itu kemudian dibagikan oleh akun @dramaojol.id dan menjadi viral. Namun, di antara ribuan komentar positif, terselip komentar yang meragukan kebetulan tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Salma enggan ambil pusing.

"Soalnya pemikiran orang emang berbeda beda, ya. Jadi aku enggak terlalu permasalahin sama hal yang begitu," kata Salma.

Baca juga: Terpisah 10 Tahun, Pengemudi Ojek Online Itu Ayah dari Penumpangnya

5. Bertemu anak setelah 55 tahun berpisah

Marsiyatim (80), penghuni Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 kembali bertemu keluarganya setelah 55 tahun berpisah, Kamis (2/11/2017).KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR Marsiyatim (80), penghuni Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 kembali bertemu keluarganya setelah 55 tahun berpisah, Kamis (2/11/2017).
Marsiyatim (80) akhirnya bertemu dengan anaknya setelah 55 tahun berpisah.

Marsiyatim berasal dari Surabaya dan memiliki suami dan empat orang anak. Pada tahun 2963, sang suami meninggalkan Masiatim dan anak-anaknya.

Kala itu dia mengontrak rumah bersama anak-anaknya di Ambengan Batu, Gang 1 Nomor 33, Surabaya, Jawa Timur.

"Waktu itu tahun 1963. Saya ditinggalin suami. Anak-anak sama saya," ujar Marsiyatim, Jumat (3/11/2017).

Ia kemudian memutuskan pergi meninggalkan anak-anaknya untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga di Ambengan Surabaya dengan sepengetahuan pamannya.

Karena rindu, ia kembali pulang ke kontrakan. Namun anak-anaknya sudah tidak ada ada. Bahkan sang paman mengaku tidak tahu kepergian anak-anaknya.

Ia kembali bekerja dan kali ini menjadi kuli bangunan. Saat memindahkan besi, ia mengalami kecelakaan kerja dan dirawat oleh yayasan.

Nasib membawanya berpindah-pindah hingga ke yayasan di Gambir, Jakarta dan setelah sehat ia kembali bekerja sebagai asisten rumah tangga.

Marsiyatin yang sudah berusia lanjut tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 Margaguna pada 29 Oktober 2015.

Saat menjalani perawatan, ia bertemu dengan kerabat pasien lain asal Surabaya yang membantu Masriyatin mencari keberadaan anaknya.

Hinga suatu hari, alamat anak-anak Marsiyatim berhasil didapatkan di Surabaya dan diberi tahu mengenai kondisi terkini Marsiyatim.

"Pada Kamis 2 November kemarin, anak Marsiyatim yang bernama Sukarman datang bersama dengan Pak RW juga ditemani anggota organisasi MUI ke Jakarta untuk bertemu sekaligus membawa Marsiyatim kembali ke Surabaya," ujar Kepala Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3, Marjito.

Marsiyatim akhirnya kembali berkumpul dengan keluarganya dan mendapat perawatan di Surabaya.

Baca juga: Kisah Nenek Marsiyatim, Bertemu Anak Setelah 55 Tahun Berpisah

6. Terpisah 13 tahun, remaja bertemu ibunya

Posting Kangen di FB, Remaja Di Magetan Akhirnya Bertemu dengan Ibunya Yang Terpisah 13 Tahun Bekerja di  Malaysia.SUKOCO Posting Kangen di FB, Remaja Di Magetan Akhirnya Bertemu dengan Ibunya Yang Terpisah 13 Tahun Bekerja di Malaysia.
Uga (17) remaja asal Desa Banjarejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, mengunggah kerinduan akan keberadaan ibunya, Nana Aryani yang hilang kontak selama 13 tahun setelah berangkat bekerja di Malaysia.

Berkat unggahan di media sosial tersebut, sejumlah pekerja migran Indonesia (PMI) yang mengetahui keberadaan Nana Aryani, menghubungi nomor HP Uga.

Nur Aini, nenek Ega mengaku gembira dan berterima kasih kepada para warganet yang memberitakan kerinduan cucunya tersebut sehingga bisa menemukan kembali ibunya.

“Kemarin malam sudah bisa nelepon anaknya pake video call. Terima kasih bantuan semuanya sehingga cucu saya bisa menemukan ibunya,” kata dia.

Nur Aini mengaku tidak tahu pasti apa yang menyebabkan anaknya tersebut bisa putus kontak dengan keluarga di Magetan.

Dari pengakuan anaknya, seluruh nomor kontak yang dimiliki hilang sehingga kesulitan menghubungi keluarga di Indonesia hingga 13 tahun lamanya.

Baca juga: Posting Kangen di Facebook, Remaja Ini Akhirnya Temukan Ibunya yang Terpisah 13 Tahun Bekerja di Malaysia

7. Nadya dan Nabila saudara kembar terpisah 16 tahun

Nadya dan Nabila, dua saudari kembar yang tak sengaja dipertemukan Twitter setelah 16 tahun berpisah.Tangkapa layar Kompas TV Nadya dan Nabila, dua saudari kembar yang tak sengaja dipertemukan Twitter setelah 16 tahun berpisah.
Nabila (16), pelajar kelas 2 SMA PGRI Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, mengetahui bahwa dirinya memiliki saudara kembar dari Twitter.

Saudara kembarnya, Nadya tinggal di Depok. Ternyata, mereka juga memiliki satu saudara kembar lain yang masih belum diketahui keberadaannya.

Pertemuan mereka berawal saat teman dekat Nabila memberi tahu ada seseorang yang bernama Nadya yang parasnya sangat mirip dengan Nabila.

"Dari teman ke teman, katanya saya sangat mirip dengan Nadya asal Depok," kata Nabila, saat ditemui Kompas.com di sekolahnya, Senin, (13/1/2020).

Nabila ternyata menerima pesan singkat dari Nadya dan berkenalan dengannya.

"Video call, saya juga sempat kaget kok mirip sekali dengan saya," kata Nabila.

Nabila kemudian memberitahukan kepada ibunya, Johra (63).

Kedua orangtua Nabila, yaitu Ramli dan Johra, kemudian menceritakan hal yang selama belasan tahun dirahasiakan.

"'Iya, kamu kan sudah besar, dan harus kamu tahu bahwa kami adopsi. Kamu dari seorang ibu yang saat itu melahirkan anak kembar tiga. Kami tidak mau kamu meninggalkan kami'," kata Nabila menuturkan pengakuan ibunya.

Nabila diadopsi oleh Ramli dan Johra, warga Jalan Manggarupi, Sungguminasa, Kabupaten Gowa, karena kedua orangtua kandungnya terimpit masalah ekonomi.

Selama belasan tahun Nabila dijadikan anak tunggal oleh Ramli dan istrinya.

Nabila berharap segera bertemu dengan saudara kembarnya dan menemukan saudari kembarnya satu lagi yang hingga kini belum diketahui keberadaannya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ira Rachmawati, Muhamad Syahri Romdho, Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Nibras Nada Nailufar, Sukoco, Abdul Haq | Editor: David Oliver Purba, Khairina, Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com