Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Siswa SD di Yogyakarta Protes Pembina Pramuka Ajarkan Yel Bernada SARA

Kompas.com - 13/01/2020, 17:10 WIB
Wijaya Kusuma,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Seorang oknum peserta Kursus Mahir Lanjutan (KML) Pembina Pramuka mengajarkan yel yang dinilai berbau SARA kepada siswa SD Negeri Timuran, Kota Yogyakarta. Hal itu menuai protes dari orangtua murid.

Salah satu orangtua murid mendengar yel itu saat menunggu anaknya pulang sekolah. 

Awalnya semua bernyanyi-nyanyi normal. Tiba-tiba ada seorang Pembina Pramuka masuk dan mengajak anak-anak menepuk dan diakhiri dengan yel.

"Saya kaget karena di akhir tepuk kok ada yel-yel Islam Islam yes, kafir-kafir no. Spontan saya protes dengan salah satu pembina senior. Saya menyampaikan keberatan dengan adanya tepuk itu, karena menurut saya itu mencemari kebinekaan Pramuka," ujar salah satu orang wali murid berinisial K, Senin (13/1/2020).

Baca juga: Toko Roti Tous Les Jours Cabang Kota Kasablanka Bantah Berlakukan Peraturan Berbau SARA

Setelah itu, seketika seorang Pembina Pramuka senior menyampaikan permintaan maaf, dan berjanji menyelesaikannya dengan pembina terkait.

Adapun Kepala Sekolah Dasar (SD) Negeri Timuran Kota Yogyakarta, Esti Kartini, baru mengetahui hal itu dari media.

Namun, Esti membenarkan bahwa sekolahnya menjadi tempat praktik Kursus Mahir Lanjutan (KML) Pembina Pramuka.

"SD Timuran hanya ketempatan untuk praktik KML dari Kwarcab," tegas Esti.

Sementara itu, Ketua Kwarcab Pramuka Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menjelaskan memang sedang mengadakan Kursus Mahir Lanjutan (KML) pembina Pramuka. Peserta kursus ini berasal dari dalam dan luar Yogyakarta.

"Pada kasus yang terjadi di SD Timuran itu, pada saat itu praktik dari salah satu peserta dari Gunungkidul," sebut Heroe.

Baca juga: Komnas HAM Minta Kerusuhan di Wamena Tak Dikaitkan dengan Isu SARA

Dalam KML Pembina Pramuka, Heroe mengatakan, tidak diajarkan tentang tepuk ataupun yel tersebut.

Namun, peserta yang sedang praktik itu tiba-tiba menyampaikan tepuk yang diakhiri dengan yel itu.

"Ini sebenarnya spontanitas dari peserta," ucap Heroe.

 

Heroe yang juga Wakil Wali Kota Yogyakarta juga menuturkan, pembina setempat pada saat itu mendapat laporan dari salah satu yang ada di sana.

Kemudian, salah satu wakil ketua Kwarcab Pramuka Kota Yogyakarta menyampaikan permintaan maaf.

"Di akhir salah satu wakil ketua Kwarcab menyatakan pada peserta, pada anak-anak bahwa tepuk itu tidak ada dan dianggap tidak ada. Sekaligus menyampaikan permintaan maaf karena membuat tidak nyaman," jelas Heroe.

Kwarcab Pramuka Kota Yogyakarta juga akan mendalami kejadian tersebut. Peserta KML Pembina Pramuka yang mengajarkan yel itu juga akan dipanggil.

"Secepatnya akan dipanggil di kantor Kwarcab. Kita undang, kita luruskan kembali persoalan-persoalan yang terjadi seperti apa, bagaimana, dan konsekuensinya seperti apa," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com