BULELENG, KOMPAS.com - Gusti Ayu Made Suini (79), seorang nenek yang berjualan canang atau sesajen untuk sembahyang agama Hindu, mengalami peristiwa yang menyedihkan.
Ia dibayar oleh pembelinya menggunakan uang mainan sebesar Rp 20.000.
Peristiwa itu terjadi di pertigaan Banjar Dinas Kundalini, Desa Umeanyar, Seririt, Buleleng, Bali, pada Jumat (10/1/2020).
Baca juga: Minuman Sophia, dari Cerita Gubernur NTT hingga Dikritik Anggota Dewan
Andy Karyasa Wayan yang merupakan seorang relawan di Bali sempat mengunjungi kediaman nenek tersebut.
Andy mengatakan, saat itu ada seorang warga yang membeli canang seharga Rp 15.000.
Namun, pembeli tersebut malah membayar menggunakan uang mainan yang tertera Rp 20.000.
Tanpa curiga, nenek berusia 79 tahun itu pun kemudian memberi uang kembalian sebesar Rp 5.000.
Beberapa saat kemudian, si nenek baru tersadar bahwa uang yang diterimanya adalah uang palsu alias mainan.
Andy menyebutkan, nenek tersebut biasanya mendapatkan keuntungan Rp 50.000 per hari.
"Mungkin buat kita uang Rp 20.000 tidak besar. Tapi untuk si nenek, uang tersebut sangat berarti," kata Andy ketika dihubungi, Senin (13/1/2020).