Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggul Sepanjang 50 Meter Lebih Ambruk, Warga Mengungsi

Kompas.com - 13/01/2020, 09:11 WIB
Junaedi,
Khairina

Tim Redaksi

 

 

MAMUJU, KOMPAS.com – Cuaca buruk disertai gelombang tinggi di sepanjang pesisir Pantai Tapalang, Kecamatan Tapalang, Mamuju, Sulawesi Barat sejak Sabtu hingga Minggu (12/1/2020) sore membuat tanggul penahan ombak sepanjang 50 meter lebih ambruk.

Sejumlah rumah warga pesisir yang dihantam banjir rob hingga ketinggian lima meter pun ambruk dan jebol.

Warga pun mengungsi karena khawatir tertimpa reruntuhan rumahnya sendiri.

Di pesisir pantai Desa Taan, Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, sejumlah unit bangunan rumah warga jebol dan lainnya terancam ambruk karena dindingnya sudah jebol.

Sementara, pondasi rumah sudah bolong tergerus banjir rob.

Baca juga: Tolak Tempat Lebih Layak, Warga Demak Terdampak Banjir Pilih Mengungsi ke Tanggul Sungai

Ketinggian gelombang yang mencapai lima meter dan menghantam rumah warga di pesisir pantai membuat warga panik dan berhamburan keluar rumah.

Usai diterjang rob, sebagian rumah warga mengalami kerusakan.

Pantauan di lokasi, dinding–dinding rumah warga di pesisir pantai mulai roboh dan membahayakan pemiliknya lantaran pondasi atau dasarnya sudah bergeser atau berlubang digerus banjir rob.

Baharuddin, salah seorang warga setempat mengaku, dinding-dinding rumahnya sudah roboh akibat dihantam ombak sejak dua hari terakhir.

Puncaknya terjadi Minggu, menjelang sore hari kemarin.

Banjir rob hingga setinggi lima meter menghantam rumahnya hingga dindingnya jebol, sementara sebagian pondasi rumahnya bolong.

Ketika banjir rob menerjang, Baharuddin langsung berlarian keluar rumah karena panik dan ketakutan.

Baharuddin dan keluarga tengah siap-siap berangkat ke mesjid untuk menunaikan shalat Maghrib. Niat itu batal lantaran rumahnya jebol diterjang banjir rob.

Meski sebagian dinding dan tiang rumahnya masih berdiri, Baharuddin mengaku kondisi rumahya sewaktu-waktu terancam roboh.

Saat ini, ia terpaksa mengungsi ke keluarga terdekat sambil berusaha membenahi rumahnya.

“Dinding-dinding rumah saya jebol sementara pondasinya sudah berlubang di sana–sini, untuk sementara saya mengungsi karena takut ambruk,”jelas Baharuddin.

Baca juga: Khawatir Tanggul Kali Bodri di Kendal Jebol, Warga Sampai Tak Bisa Tidur

Saat ini, dirinya hanya bisa berharap pemerintah mengatasi  banjir rob yang setiap tahun mengancam keselamatan warga pesisir di lokasi ini.

Warga berharap pemerintah segera membangun tanggul untuk melindungi warga dan pemukiman mereka dari gerusan banjir rob yang terus menggerus bibir pantai hingga belasan meter.

Staf Kedaruratan BPBD Provinsi Sulawesi Barat Sahran menjelaskan, tanggul sepanjang 50 meter lebih jebol dan menyebabkan pemukiman warga di bibir pantai dihantam banjir rob.

Sebagian pemukiman warga roboh dan lainnya terancam roboh karena konstruksi bangunannya sudah bolong.

Pondasi bangunan  yang tergerus ombak umumnya bolong dan rawan ambruk sewaktu-waktu.

“Sebagian warga yang rumahnya ambruk terpaksa mengungsi. Memang sejak kemarin tanggul jebol hingga menyebabkan pemukiman warga diterjang rob,”jelas Sahran.

Warga yang panik karena pemukiman mereka diterjang rob telah melakukan berbagai upaya penyelamatan sendiri, termasuk salah satunya membangun tanggul karung dari pasir atau tanah yang dipasang sekitar lima meter dari pemukiman atau lokasi mereka.

Namun, menurutnya, hal ini tidak akan bertahan lama mengingat gelombang tinggi dan angin kencang cukup mengkhawatirkan dan dengan cepat akan merusak pemecah ombak serta rumah warga. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com