Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Bala Sambut Imlek, Kelenteng Solo Lepas 999 Burung Pipit dan Ikan Lele

Kompas.com - 13/01/2020, 07:56 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Mengawali rangkaian Tahun Baru Imlek 2571/2020, Kelenteng Tien Kok Sie Pasar Gede Solo, Jawa Tengah, menggelar ritual Pao Oen atau tolak bala di kelenteng setempat, Minggu (12/1/2020).

Ritual tolak bala dipimpin oleh biksu dari Vihara Maha Bodhi Semarang diakhiri dengan melepas sebanyak 999 burung pipit dan ikan lele.

Ritual tolak bala ini dimaksudkan untuk meminta keselamatan dan membuang sial untuk menyambut tahun baru Imlek.

Baca juga: Melihat Persiapan Kelenteng Tien Kok Sie Solo Sambut Imlek

Ketua Yayasan Kelenteng Tien Kok Sie Solo, Sumantri menjelaskan, ritual tolak bala diawali dengan rangkaian ritual pembukaan Sutra Phu Men Phen, Sabtu (11/1/2020) pukul 18.00 WIB.

Dilanjutkan Minggu pagi dengan ritual Ling Yen Cou, ritual Sutra Cin Kang Pao Chan I, Sutra Cin Kang Pao Chan II, ritual Sutra Sang Kang, ritual Sutra Cin Kang Pao Chan III dan ritual Pao Oen.

"Ritual tolak bala ini merupakan salah satu rangkaian acara menyambut Tahun Baru Imlek 2571," katanya ditemui di sela-sela ritual tolak bala di kelenteng, Minggu.

Sumantri menjelaskan, alasan dipilih jumlah 999 burung pipit dan ikan lele dalam ritual tolak bala karena diambil nilai maksimal. Semuanya disiapkan oleh kelenteng.

Sebenarnya, jelas Sumantri, tidak harus menggunakan burung pipit dan ikan lele dalam ritual tolak bala. Tetapi hanya untuk memudahkan mencari syarat dalam ritual tolak bala.

Menurutnya, siapa pun boleh menggunakan burung dara atau ikan mas. Namun, untuk mencari 999 burung dara dan ikan mas tersebut akan sangat kesulitan.

"Burung yang mudah dicari dan mudah dibeli. Kalau soal harganya murah atau mahal itu relatif. Kalau orang sudah mau tolak bala itu berapa pun akan dibeli," ujar Sumantri.

Baca juga: Butuh Rp 3 M untuk Bangun Kembali Kelenteng Probolinggo yang Terbakar

Sumantri menjelaskan dipilihnya burung dan ikan dalam ritual tolak bala ini karena ada filosofi. Burung dipilih karena pada saat dilepas tidak akan diburu orang. Begitu pula dengan ikan.

"Filosofinya itu adalah kita membebaskan makhluk hidup. Jadi kalau kita merasa berbuat sesuatu untuk menebus kesalahan itu dengan berbuat baik. Berbuat baik itu kita dengan melepaskan binatang yang berjiwa. Menyelamatkan nyawa dari burung dan ikan yang kita lepas," kata Sumantri.

Sumantri mengatakan, setelah ritual tolak bala dengan melepas burung dan ikan selesai, acara dilanjutkan dengan ritual siraman dan potong rambut.

Siapa pun boleh mengikuti ritual itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com