Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangunan SDN di Kaki Gunung Walat Lantainya Retak-retak, Diduga karena Tanah Bergerak

Kompas.com - 11/01/2020, 12:44 WIB
Budiyanto ,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Sebanyak empat ruang di SD Negeri 10 di kaki perbukitan Gunung Walat, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, mengalami retak-retak pada lantai keramik dan dindingnya setelah memasuki musim hujan.

Peristiwa itu mulai diketahui saat liburan yang berlangsung belum lama ini.

Awalnya, hanya satu ruang kelas yang lantai keramiknya retak-retak. Namun, berikutnya terjadi di ruang kelas lainnya bahkan dinding pun retak.

Kepala SDN 10 Epi Mulyadi menuturkan, saat ini retaknya lantai keramik itu terjadi di empat ruang, yakni ruang kelas 2, 4 dan 5 serta ruang kantor.

Selain itu, bagian dinding pun ada yang retak dengan lebar sekitar 6 sentimeter.

Baca juga: Retak Parah karena Tanah Bergerak, Warga di Trenggalek Pilih Tinggalkan Rumah

''Saat libur ada yang lapor, katanya ada keramik yang hancur di kelas empat, naik ke atas. Saya langsung ke sekolah, saya anggap rusak biasa, rusaknya satu baris lalu saya perbaiki,'' kata Epi, kepada Kompas.com, di SDN 10 Cibadak, Jumat (10/1/2020) sore.

Namun, lanjut dia, pada keesokan harinya, ada lagi lantai keramik yang kembali retak-retak di kelas lima.

Karena Senin (6/1/2020) akan dimulai kembali proses kegiatan belajar mengajar (KBM), akhirnya langsung diperbaiki bersama-sama para guru.

''Kalau yang kejadian hari ini, di kelas dua diketahui langsung karena proses KBM sedang berlangsung,'' ujar dia.

Setelah kejadian yang terakhir ini, pihaknya langsung mengecek ke beberapa ruang kelas.

Ternyata selain ruang kelas 2, 4 dan 5 yang terjadi retak-retak pada lantai keramiknya juga di kantor atau ruang guru keramik-keramiknya mulai terlihat terangkat.

''Dinding-dinding juga ada yang retak,'' kata Epi.

Upaya ke depan, lanjut dia, masih menunggu hasil kajian atau petunjuk dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi.

Dia pun sudah melaporkan kejadian ini ke Dinas Pendidikan juga ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi.

''Kejadian ini, apakah termasuk hal yang perlu ditangani khusus atau hanya biasa-biasa saja. Jadi, kami masih menunggu hasil kajian dari instansi terkait,'' kata dia.

Epi menambahkan, untuk Sabtu (11/1/2020) ini tidak ada proses KBM. Proses KBM kembali rutin dimulai Senin (13/01/2020) lusa.

Tunggu kajian tim ahli

Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Khusyairin menuturkan, setelah melihat ke seluruh ruang yang rusak, mulai ruang kelas dan kantor, baik bentuk dan model kerusakannya hampir sama dan serupa.

Baca juga: Tembok Retak-retak akibat Pergerakan Tanah, 2 Ruang SD di Banjarnegara Dikosongkan

''Hal ini bisa diindikasikan karena dampak pergerakan tanah. Bukan karena penguapan atau postur pasang keramiknya yang salah,'' tutur Khusyairin.

Dia mengatakan, akan segera berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk mengkaji dampak kerusakan di sekolah ini.

Apakah nantinya lokasi sekolah ini layak untuk diteruskan atau tidak layak atau masuk kategori zona merah.

''Bila sifatnya situasional atau insidentil saja, dan boleh dilanjutkan maka akan segera diperbaiki. Bila hasil kajian tidak dapat diteruskan atau berbahaya mengancam keselamatan jiwa harus direlokasi. Namun, perlu kajian oleh tim ahli,'' kata Khusyairin.

Prioritaskan sekolah rusak diperbaiki

Sementara, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Hera Iskandar yang juga meninjau lokasi SDN 10 Cibadak pada Jumat sore mengatakan, dalam penanganan sekolah ini perlu penanganan khusus dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi.

''Saya minta untuk segera ditindaklanjuti, dan koordinasi dengan BPBD,'' kata Hera, selesai meninjau.

Baca juga: Tembok Retak-retak akibat Pergerakan Tanah, 2 Ruang SD di Banjarnegara Dikosongkan

Menurut Hera, saat ini kondisi cuaca sedang ekstrim, bencana-bencana harus diwaspadai sedini mungkin.

Makanya, bila ada potensi keretakan lebih besar di sekolah ini, harus segera diprioritaskan dalam penanganannya.

''Sekolah-sekolah rusak seperti ini harus diprioritaskan perbaikan, karena kerusakannya di luar dugaan. Langkah perbaikan ini untuk penyelamatan jiwa baik siswa maupun gurunya,'' ujar politikus muda itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com