Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Spiderman Pemungut Sampah, Tubuh Gatal-gatal hingga Bawa Pesan Lingkungan

Kompas.com - 11/01/2020, 06:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Berkostum Spiderman, Rudi Hartono (36) menyusuri got yang kumuh dan bau.

Tangan kiri Rudi menenteng sebuah ember, sedangkan tangan kanannya gesit memunguti sampah.

Tak terhitung jumlah selokan dan got yang telah ia susuri untuk membersihkan sampah serta sumbatan.

Warga Jalan Sawi, Kelurahan Ujung Baru, Kecamatan Soreang, Sulawesi Selatan, itu membawa pesan tentang kepedulian lingkungan pada setiap aksinya.

Baca juga: TPA Rawa Kucing Kelebihan Kapasitas Sampah Sisa Banjir, Aktivis Ingatkan Risikonya

Kostum Spiderman

Rudi Hartono dan keponakannya Gizka (Sumber: Dokumen pribadi Rudi)Rudi Hartono Rudi Hartono dan keponakannya Gizka (Sumber: Dokumen pribadi Rudi)

Rudi kali pertama rutin membersihkan sampah dengan kostum Spiderman sejak tahun 2019.

Ia membeli kostum tersebut pada tahun 2018.

"Belinya di toko online," katanya kepada Kompas.com, Jumat (10/1/2020).

Sedianya, kostum tersebut digunakan untuk menghibur ponakannya yang masih berusia 2 tahun bernama Gizka.

Gizka, kata Rudi, menyukai tokoh Spiderman.

"Awalnya beli hanya untuk menghibur ponakan saja kalau pas nangis. Tapi ternyata pas saya pakai, Gizka malah ketakutan, jadi kostumnya lama tidak terpakai," kata Rudi.

Pria kelahiran Sidrap, 6 Juli 1983, tersebut kemudian menggunakan kostum Spiderman untuk membersihkan sampah.

Tak hanya got dan selokan, Rudi pun menjelajahi pantai dan sejumlah kawasan wisata untuk memunguti sampah.

"Waktu belum memakai kostum, setiap saya pungut sampah tidak ada yang bantu. Setelah pakai kostum, banyak yang tertarik ikut memungut sampah. Itulah mengapa saya memakai kostum ini," ujarnya.

Baca juga: Sampah akibat Banjir Masih Menumpuk di Jalan Duri Kosambi

Tubuh gatal-gatal

Spiderman sampah memunguti sampah di kawasan pantai (Sumber: Dokumen pribadi Rudi Hartono) Spiderman sampah memunguti sampah di kawasan pantai (Sumber: Dokumen pribadi Rudi Hartono)

Menyusuri got, selokan, dan membersihkannya bukanlah hal yang mudah.

Rudi berkisah, pernah masuk dalam got di kawasan Kecamatan Soreang. Saat itu ia melihat, ada sampah berbau busuk dan menyumbat selokan.

"(Sampah) Itu kelihatan lama, lalu saya buka sumbatannya. Gatal-gatal tubuh saya dan bau sekali. Sudah pakai sabun ini itu masih bau," katanya.

Tak hanya itu, Rudi pun terpaksa merendam kostumnya selama beberapa hari dan berulang kali mencucinya lantaran bau masih tercium.

"Itu benar-benar jadi pengalaman tak terlupakan bagi saya," ujar dia.

Baca juga: Gerobak Motor Jadi Solusi Angkut Sampah Dalam Gang Kawasan Semanan

Dana pribadi

Spiderman sampah membersihkan coretan di papan kantor DPRD Parepare (Sumber: Dokumen pribadi Rudi) Spiderman sampah membersihkan coretan di papan kantor DPRD Parepare (Sumber: Dokumen pribadi Rudi)

Rudi pun pernah membersihkan papan nama kantor DPRD Kota Parepare yang dicat oleh mahasiswa saat melakukan demonstrasi.

Inisiatif membersihkan papan tersebut datang dari dirinya sendiri.

"Kok saya pikir tidak ada inisiatif membersihkan, ya sudah, saya beli tiner dan saya bersihkan saja," ujar dia.

Rudi mengaku merogoh kocek pribadinya sekitar Rp 50.000.

Aksi tersebut ia lakukan untuk memotivasi mahasiswa agar tetap menjaga kebersihan lingkungan jika melakukan aksi.

Baca juga: Pemkot Bekasi Klaim Sudah Angkut Lumpur dan Sampah Banjir 60 Persen

Mendapat cemoohan

Pahlawan Kebersihan Kota Parepare, Ini Dia Spiderman SampahSUDDIN SYAMSUDDIN Pahlawan Kebersihan Kota Parepare, Ini Dia Spiderman Sampah

Mengajak masyarakat peduli pada kebersihan, lanjutnya, tak semudah membalikkan telapak tangan.

Rudi bercerita pernah mendapatkan cemoohan dari orang lain.

"Ada yang nyeletuk, kasihan pengen masuk TV sampai pakai kostum spiderman. Padahal, bukan itu tujuan saya," paparnya.

Aksi yang ia lakukan semata-mata lantaran keprihatinannya melihat kondisi sampah di sekitar lingkungan. 

Apalagi, kata dia, di kawasan wisata yang sebenarnya memiliki potensi besar seperti pantai.

"Bagi saya, Parepare itu memiliki potensi luar biasa. Jika sampah tidak dikelola baik, artinya mereka tidak mensyukuri pemberian Tuhan," ungkap putra pasangan almarhum Muhammad Yusuf dan Harmini itu.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Pinrang, Suddin Syamsuddin | Editor: Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com