KOMPAS.com- Belasan warga di Yogyakarta diduga terjangkit antraks. Salah satu desa di Gunungkidul diduga menjadi wilayah terpapar antraks.
Dari 12 orang diduga antraks yang mendapat perawatan, satu orang di antaranya meninggal dunia pada akhir 2019 lalu.
Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta pun menyebar antibiotik pada 540 orang di lokasi yang diduga terpapar bakteri antraks.
Sementara, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul melakukan penyemprotan disinfektan.
Baca juga: Belasan Warga Yogyakarta Diduga Terjangkit Antraks
Sejak pertengahan tahun 2019 lalu, RSUD Wonosari, DIY tercatat telah merawat 12 pasien yang diduga terjangkit antraks.
Dari 12 pasien itu, beberapa di antaranya mengaku sempat makan daging sapi sebelum jatuh sakit.
Sedangkan Kepala Desa Gombang, Kecamatan Ponjong Supriyanto menyampaikan, ada ternak mati mendadak di wilayahnya beberapa waktu lalu.
Penyebab kematian ternak-ternak tersebut belum diketahui.
"Memang ada satu ekor yang disembelih. Itu sapi yang mati pertama," ujarnya.
Warga menyembelih sapi itu saat hampir mati dan membagikan dagingnya ke beberapa orang.
Baca juga: Antisipasi Antraks, Pemkab Gunungkidul Bagikan Antibiotik
Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Wonosari dr. Triyani Heni Astuti mengungkapkan, belum dipastikan apakah para pasien yang mendapat perawatan khusus positif terjangkit antraks.
Sebab untuk menyatakan seseorang terjangkit antraks, harus melalui beberapa tahapan medis.
"Karena pastinya diagnosa antraks harus ada hasil laboratorium sampel darah yang dikirim ke Bogor," katanya.