Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Korban Banjir Demak, Malam Mengungsi, Pagi Balik ke Rumah

Kompas.com - 10/01/2020, 22:22 WIB
Ari Widodo,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Air yang merendam rumah dan lahan pertanian di seluruh desa terjadi disebabkan tanggul Sungai Tuntang jebol karena tak kuat menahan debit air kiriman dari hulu.

Hari pertama banjir yang terjadi pada Kamis,(9/1/2020), petugas dari TNI , Polisi , BPBD Kabupaten Demak dan para relawan saling bahu membahu menangani korban bencana dan mengevakuasinya ke tempat yang lebih aman.

Mereka melakukan pendataan awal jumlah pengungsi untuk dasar distribusi logistik.

Awalnya baru ratusan warga terdata. Ternyata saat makan malam pengungsi yang membutuhkan makanan makin bertambah.

Menurut Afif salah satu relawan BPBD Demak, tidak semua warga yang terdampak banjir melaporkan diri ke posko pengungsian.

"Mereka banyak yang mengungsi di tanggul - tanggul sungai yang lokasinya agak sulit dijangkau," ungkapnya saat ditemui di posko banjir Balai Desa Trimulyo.

Baca juga: Heboh Larangan Bupati Demak Soal Bertamu Saat Magrib-Isya, Ganjar: Tamu adalah Raja

Data yang dihimpun oleh posko banjir di Desa Trimulyo per Jumat pukul 03.30 WIB, terdapat 9 titik terdampak banjir dengan total pengungsi 2.677 jiwa.

Sembilan titik asal pengungsi tersebut yakni Dukuh Cangkring terdeteksi 50 jiwa, Dukuh Walang 238 jiwa, Dukuh Gobang 210 jiwa, Dukuh Solowire 887 jiwa, Dukuh Solondoko 399 jiwa, Dukuh Kandang Lor 65 jiwa, Dukuh Kandang Kidul 197 jiwa, Dukuh Sindon 502 jiwa, dan Dukuh Kecamatan 129 jiwa.

Pihak posko banjir menyatakan sudah menyiapkan logistik di luar data yang tertampung sebagai antisipasi jika ada korban tak terdata tetapi membutuhkan uluran bantuan.

Untunglah jiwa gotong royong dan tepa slira masyarakat Demak rupanya masih tertanam kuat sehingga masalah logistik bisa teratasi.

Bahkan hingga kini para bantuan dari relawan dan donatur masih terus berdatangan.

Jenis bantuan berupa uang, pakaian pantas pakai, obat obatan, makanan dan air bersih terus digalang di wilayah yang tidak terdampak banjir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com