Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Antraks, Pemkab Gunungkidul Bagikan Antibiotik

Kompas.com - 10/01/2020, 17:14 WIB
Markus Yuwono,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, memberikan antibiotik kepada ratusan warga di lokasi diduga terpapar bakteri antraks

Pembagian antibiotik itu berlangsung di wilayah Padukuhan Ngrejek Kulon dan Ngrejek Wetan, Desa Gombang, Kecamatan Ponjong. Sedikitnya ada 540 orang diberikan antibiotik.

“Semua yang beresiko kami berikan antibiotik,“ Kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawati, di Kantor Dinas Kesehatan Gunungkidul Jumat (10/1/2020).

Baca juga: Belasan Warga Yogyakarta Diduga Terjangkit Antraks

Pemberian antibiotik untuk mengantisipasi dugaan adanya penyebaran antraks bermula dari informasi adanya sapi mati mendadak di Desa gombang pada pertengahan Desember 2019.

Tim dari Dinas Kesehatan Gunungkidul kemudian memeriksa kejadian tersebut. Hasilnya, ada 41 orang kontak langsung dengan ternak yang mati.

 

Sampel darah warga yang bersentuhan dengan sapi mati itu pun diambil dan dikirim ke Balai Besar Veteriner di Wates dan Bogor. Namun hingga kini belum diterima hasil pemeriksaannya.

“Kalau di Bogor itu sangat teliti mereka, jadi ya lama belum bisa kita pastikan kapan hasilnya keluar,” ucapnya. 

Baca juga: Seekor Sapi Mati Mendadak di Kawasan Endemik Antraks Gunungkidul

Saat ini, Dinas Kesehatan Gunungkidul masih memantau perkembangan di Desa Gombang. Sebab, untuk masa inkubasi bakteri antraks sendiri diperkirakan berlangsung selama 1 sampai 60 hari.

 

Antraks Mudah Disembuhkan

Dewi menjelaskan, orang yang terpapar antraks biasanya menunjukkan gejala berupa kemunculan luka di kulit. Di bagian tengah luka itu muncul kulit mati.

Namun, ada pula gejala antraks berupa mual, diare, batuk, dan sesak nafas. 

“Yang paling sering kulit,” ucapnya. 

Jika mengalami gejala tersebut, Dewi meminta masyarakat segera berobat. Pasalnya, antraks bisa disembuhkan jika ditangani secara cepat.

“Antraks itu mudah (sembuh), obatnya ada di puskesmas ada di rumah sakit ada. Asal ketemunya cepet terapi selesai sembuh,” katanya.

Terapi dilakukan dengan memberikan antibiotik selama 7 sampai 10 hari.

“Diterapi sembuh ya, kalau dia terinfeksi lagi ya sakit lagi,” ujarnya. 

Menurut Dewi, adanya belasan warga Gunungkidul yang diduga terjangkit antraks belum menjadi kejadian luar biasa.

Hanya saja, Dinas Kesehatan Gunungkidul sudah membuat surat edaran kepada puskesmas, rumah sakit terkait penyebaran bakteri antraks.

Dewi juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang. Terlebih, belum ada penelitian yang menyebut antraks bisa menular dari manusia ke manusia. 

Masyarakat juga diimbau untuk selalu menjaga kebersihan, seperti mencuci tangan setiap berinteraksi dengan hewan ternak.

"Yang penting perilaku kita. Jangan mengkonsumsi daging yang berasal dari ternak mati atau sakit,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com