Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klarifikasi Disdik Jateng soal Teror terhadap Siswi Tak Berjilbab di Sragen

Kompas.com - 10/01/2020, 14:52 WIB
Riska Farasonalia,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG.KOMPAS.com - Kasus intoleransi yang menimpa Z, salah satu siswi SMAN I Gemolong, Kabupaten Sragen karena tidak memakai jilbab, mencuat di sosial media pada Rabu (8/1/2020).

Hal ini membuat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah menerjunkan tim untuk melakukan pendalaman terhadap intimidasi yang dialami Z.

Kepala Disdikbud Jateng Jumeri mengungkapkan, kasus teror tersebut sudah selesai setelah timnya terjun ke lokasi untuk melakukan klarifikasi kepada beberapa pihak.

“Kemarin tim sudah turun ke lapangan dan melakukan berbagai tindakan. Alhamdulillah, kasus ini sudah selesai. Semua pihak sudah memberikan penjelasan dan Z juga sudah menerima dan hari ini dia sekolah seperti biasa,” kata Jumeri saat dikonfirmasi, Jumat (10/1/2020).

Baca juga: Warga Desa Kenteng Deklarasi Anti Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme

Jumeri menemukan keterangan bahwa yang mengirim pesan teror melalui WhatsApp kepada Z adalah temannya sendiri.

Teror itu bukan dikirim oleh guru, pembina rohis atau kepala sekolah, melainkan teman sebayanya.

“Z adalah satu-satunya siswi di SMAN I Gemolong yang tidak menggunakan jilbab. Kemudian teman-temannya mengirim pesan melalui WA itu. Teman-temannya mengingatkan bahwa Z keliru karena tidak memakai jilbab,” terang Jumeri.

Kendati demikian, Jumeri menegaskan, pihaknya akan melakukan pembinaan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Pasalnya, apa yang dilakukan oleh teman-teman Z adalah tindakan intimidasi dan intoleransi.

“Kami mengumpulkan seluruh siswa SMAN I Gemolong, kepala sekolah, guru, pembina Rohis dan pengurus OSIS untuk diberi pengarahan dan pembinaan. Kami tidak ingin, ke depan masalah intoleransi ini kembali terjadi. Semuanya harus saling menghormati dan menghargai perbedaan,” jelasnya.

Baca juga: Intoleransi Meningkat di Yogyakarta, Ini Tanggapan Sri Sultan

Selain itu, pihaknya juga akan mengumpulkan pengurus Rohis se-Kabupaten Sragen untuk diberikan pembinaan.

Tujuannya, agar kasus intoleransi dan intimidasi di antara siswa tidak kembali terulang.

“Kami sebenarnya sudah melakukan ikhtiar di Sragen luar biasa, semua guru sudah dikumpulkan oleh PGRI untuk diberi pemahaman. Kemenag, Polres, Korem dan lainnya juga tidak lelah untuk memberikan pengertian tentang toleransi, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI dan Pancasila. Kami akan terus berusaha agar tindakan-tindakan intoleransi tidak terjadi lagi di Jawa Tengah,” katanya.

Sementara, kasus intoleransi siswa di SMAN I Gemolong ini juga menyita perhatian Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

Melalui akun Twitter-nya, Ganjar meminta para siswa untuk saling menghormati dan belajar menghargai perbedaan.

“Mari kita hormati dan saling belajar dengan baik, tidak memaksa apalagi meneror. Saya akan ajak bicara siswa, guru dan ortu,” tulis Ganjar dalam akun Twitter @ganjarpranowo

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com