Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Muncul "Sinkhole", Gunungkidul Perlu Pemetaan Sungai Bawah Tanah

Kompas.com - 09/01/2020, 17:48 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Yogyakarta, mengakui pemerintah hingga saat ini belum memiliki pemetaan sungai bawah tanah sebagai salah satu penyebab munculnya sinkhole.

Hingga saat ini sudah ada empat sinkhole dan satu tanah ambles selama tahun 2020. "Belum ada (Peta Sungai Bawah tanah)," kata Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Edy Basuki saat ditemui di kantornya Kamis (9/1/2020).

Menurut dia, peta sungai bawah tanah sebenarnya diperlukan untuk pemetaan kawasan potensi amblesan hingga mencari sumber air bersih.

Baca juga: Fakta Fenomena Sinkhole di Gunungkidul: Kedalaman 5 Meter hingga Potensi Bahayanya 

Sebab, kawasan karst Gunungkidul potensi airnya melimpah namun berada di bawah tanah. Diakuinya, perlu biaya untuk membuat sungai bawah tanah.

"Kebutuhan untuk pemetaan tidak hanya untuk bencana dalam arti amblesan, artinya untuk mencari sumber air titik mana paling tipis. Jadi memang diperlukan," ucapnya. 

"Kemarin dalam rapat sudah digagas dari BBWSO (Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak),  dengan Dandim 0730 memetakan sungai bawah tanah di Gunungkidul termasuk tim geografi UGM," ucapnya. 

Selama Januari 2020, sinkhole terjadi di Dusun Tlaseh dan Dusun Karangawen, Desa Karangawen, Kecamatan Girisubo, satu sinkhole muncul di Dusun Kandri, Desa Pucung, Kecamatan Girisubo.

Lalu, rekahan tanah di Dusun Brongkol, Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, dan rekahan tanah di Dusun Panggang I, Desa Giriharjo, Kecamatan Panggang.

Sementara, data dari BPBD, sejak tahun 2017 hingga tahun 2018 terjadi 32 fenomena sinkhole yang tersebar di kabupaten Gunungkidul seperti di Kecamatan Semanu, Rongkop, Ponjong, Girisubo, Purwosari, Tanjungsari, Paliyan.

Sinkhole terbanyak ada di Rongkop, sebanyak 18 kejadian pada tahun 2018 dan tahun 2019 tidak ada kejadian karena memang curah hujannya rendah.  

Baca juga: Sinkhole di Gunungkidul Semakin Melebar

Edy mengatakan, pihak BPBD memasang papan peringatan dan garis pengaman, kawasan tersebut rawan ambles di beberapa titik sinkhole.

Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menutup lubang dengan sampah, karena dikhawatirkan akan masuk ke jalur sungai bawah tanah dan mencemari.   

Tim geologi dari Bandung pada tahun 2018 lalu juga sudah melakukan penelitian terkait munculnya sinkhole.

Sinkhole muncul karena luruhnya tanah di permukaan akibat air hujan yang menumpuk.

Air dan tanah masuk masuk melalui ponor atau lubang lubang alami jalur air permukaan masuk ke lorong bawah tanah. Kemunculan lubang ini merupakan hal biasa, karena karakteristik Gunungkidul yang merupakan pegunungan karst.

"Jadi hujan intensitas lama, menyebabkan air tertahan di permukaan. Semakin lama semakin banyak dan terjadilah amblesan," ucap Edy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com