LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com – Ribuan ikan kerapu mati mendadak di keramba Krueng Cunda, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe dalam sepekan terakhir.
Akibatnya, peternak tambak mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.
Salah satu pemilik tambak ikan, Imran, mengatakan jika matinya ikan-ikan kerapu di tambak-tambak di keramba Krueng Cunda ini sangat mendadak.
Baca juga: Ribuan Ikan Mabuk Ukuran Besar Ditangkap Warga Usai Banjir di Lebak
Hal ini baru terjadi pertama kali selama tambak berdiri.
Keluhan para petambak sudah dilaporkan ke Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Lhokseumawe.
“Kali ini, seluruh keramba di sini gagal panen. Mulai dari benih sampai ikan siap panen semuanya mati. Tiba-tiba begitu saja," kata Imran kepada sejumlah wartawan, Kamis (9/1/2020).
"Ini baru pertama kali terjadi, sebelumnya kami normal saja dan ikan selamat sampai musim panen tiba."
Baca juga: Usai Banjir Bandang, Warga Tangkap Ribuan Ikan Besar di Sungai Ciujung Lebak
Dia menjelaskan, satu keramba rata-rata berukuran 3 x 3 meter diisi 500 ekor ikan.
Satu ikan mati ditimbang dengan berat maksimal 500 gram.
“Perut ikan membusung, seperti bengkak. Baunya luar biasa. Dalam satu keramba dalam sehari bisa 10 kilogram,” sebutnya.
Selain itu, sambungnya, petani tambak di kawasan itu rata-rata memiliki lima keramba.
Baca juga: Air Tercemar, Ribuan Ikan di KTH PLTA Timo Kabupaten Semarang Mati
Jadi jika satu keramba diisi 50 ekor ikan, maka rata-rata satu tambak ada 2.500 ekor ikan.
“Kami biasa panen berat ikan minimal 500 gram, maksimal 1 kilogram per ikan," katanya.
"Jadi bisa lebih ratusan kilogram milik petani tambak mati mendadak selama sepekan ini,” ujarnya.
Baca juga: Terungkap, Ini Penyebab Ribuan Ikan Mati Secara Misterius di Ambon
Analis Balai Pengembangan Budidaya Air Ujung Bate, Banda Aceh, Khairul Razi, yang tiba di lokasi keramba menyebutkan belum mengetahui pasti penyebab ikan itu mati.
Untuk memastikan penyebab kematian ikan, petugas telah mengambil sampel air di seluruh keramba.
“Kita ambil sampel airnya per satu jam sekali. Untuk memproses sampel air ini butuh waktu tiga hari. Barulah kita ketahui zat apa yang terkandung di dalam keramba sehingga mengakibatkan ikan itu mati,” kata Khairul.
Dia menyebutkan, mereka datang ke Lhokseumawe khusus untuk mengambil sampel air tersebut. Pengambilan sampel atas permintaan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Lhokseumawe.
Baca juga: LIPI: Ribuan Ikan Mati Misterius di Ambon Bukan Karena Ledakan Bawah Laut, tapi...
“Nanti laporan hasil pemeriksaan akan kita sampaikan ke dinas, namun butuh waktu tiga hari lagi,” pungkasnya.
Sekadar diketahui, puluhan petani tambak memasang keramba di sepanjang Krueng (sungai) Cunda, Kota Lhokseumawe.
Sebagian bahkan memasang keramba di dalam kompleks Waduk Kota Lhokseumawe.
Baca juga: Bukan akibat Gempa Bali, Ini Penyebab Ribuan Ikan Naik ke Daratan di Pantai Canggu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.