Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersiap Hadapi Fenomena Monsun Asia, Cuaca Ekstrem 4 Hari hingga Dirikan Posko Siaga Bencana

Kompas.com - 09/01/2020, 11:03 WIB
Pythag Kurniati

Editor


KOMPAS- Angin Monsun Asia diperkirakan akan melintasi kawasan Sulawesi Selatan.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar telah mencatat adanya peningkatan aktivitas angin Monsun Asia di kawasan tersebut.

BMKG meminta masyarakat setempat mewaspadai fenomena melintasnya angin Monsun Asia di Sulawesi Selatan.

Berikut fakta-fakta fenomena angin Monsun Asia yang dihimpun oleh Kompas.com:

Baca juga: Dilintasi Monsun Asia, Sulawesi Selatan Diprediksi Diguyur Hujan Lebat Selama 4 Hari

1. Cuaca ekstrem 4 hari

Ilustrasi hujan di daerah tropis.SHUTTERSTOCK Ilustrasi hujan di daerah tropis.

Kepala BMKG Wilayah IV Makassar Darmawan mengemukakan, angin Monsun Asia erat berkaitan dengan kondisi cuaca di wilayah Sulawesi Selatan.

“Monsun Asia dapat menyebabkan penambahan massa udara basah, pola pertemuan udara dari laut Jawa hingga Sulawesi dan adanya Madden Julian Oscillation (MJO) fase basah yang bergerak menuju Indonesia bagian tengah,” jelasnya.

Kondisi dinamika atmosfer tersebut, kata Darmawan, akan meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Sulawesi Selatan.

BMKG memperkirakan cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi dan angin kencang akan terjadi di Sulawesi Selatan selama 4 hari, mulai 9 hingga 12 Januari 2020.

Baca juga: Mengenal Angin Monsun Asia yang Akan Melintas di Sulsel dan Sebabkan Hujan Lebat

2. Diminta waspada

Ilustrasi hujankulkann Ilustrasi hujan

BMKG meminta masyarakat mewaspadai dampak aktivitas angin Monsun Asia yang terjadi di beberapa tempat di Sulawesi Selatan selama kurang lebih empat hari.

Di Sulsel bagian barat, cuaca ekstrem diperkirakan terjadi di Kabupaten Pinrang, Kota Parepare, Kabupaten Barru, Kabupaten Pangkep Kepulauan, Kabupaten Maros serta Kota Makassar.

Cuaca ekstrem juga diperkirakan melanda wilayah Sulsel bagian tengah yakni Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Sidrap.

Di Sulsel bagian utara, Kabupaten Luwu Utara, Luwu Timur, Kabupaten Luwu dan Toraja juga diperkirakan diterjang angin dan hujan lebat.

Baca juga: Fakta Fenomena Sinkhole di Gunungkidul: Kedalaman 5 Meter hingga Potensi Bahayanya

3. Gelombang tinggi

Ilustrasi gelombang laut tinggi.KOMPAS.com/ ROSYID ASZHAR Ilustrasi gelombang laut tinggi.

Angin kencang juga berpotensi terjadi di pesisir barat, selatan dan timur Sulawesi Selatan.

Masyarakat, lanjut Darmawan, diminta mewaspadai gelombang tinggi 2,5 hingga 4 meter di Selat Makassar bagian selatan.

Gelombang tinggi disinyalir juga terjadi di Perairan Spermonde Makassar, Perairan Parepare, Perairan Sabalana, Perairan Selayar, Teluk Bone, Laut Flores dan Perairan Pulau Bonerate-Kalotoa.

“Masyarakat dan pengguna layanan transportasi darat, laut, dan udara diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan dari curah hujan tinggi, angin kencang dan gelombang tinggi yang akan terjadi empat hari ke depan,” katanya.

Baca juga: Antisipasi Dampak Angin Monsun, Polres Luwu Siapkan 4 Perahu Karet

4. Pemprov bersiap

Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah bersama seluruh elemen menggelar apel siaga bencana di Lapangan Karebosi, Makassar, Rabu (8/1/2020).Dokumentasi Pemprov Sulsel Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah bersama seluruh elemen menggelar apel siaga bencana di Lapangan Karebosi, Makassar, Rabu (8/1/2020).

Mengantisipasi potensi banjir, angin kencang hingga tanah longsor yang ditimbulkan dari aktivitas Monsun Asia, pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bersiap.

Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah memimpin apel siaga bencana di Lapangan Karebosi, Makassar, Rabu (8/1/2020).

Gubernur memastikan berbagai sarana prasarana, kelengkapan serta peralatan menghadapi cuaca ekstrem akibat aktivitas angin Monsun Asia.

Dalam apel yang juga dihadiri oleh anggota TNI/Polri itu, Nurdin meminta seluruh pihak bahu-membahu jika bencana terjadi.

“Saya berharap semua daerah di Sulsel menyediakan logistik, sarana pelayanan kesehatan, dan tim khusus untuk menghadapi tantangan bencana alam,” katanya.

4. Posko terpadu dan perahu karet

Kapolres Luwu AKBP Dwi Santoso saat memberikan arahan upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana dalam di Desa Sampano, Kecamatan Larompong Selatan Rabu (08/01/2020)Dok Humas POlres Luwu (Nadirin) Kapolres Luwu AKBP Dwi Santoso saat memberikan arahan upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana dalam di Desa Sampano, Kecamatan Larompong Selatan Rabu (08/01/2020)

Seluruh pihak bersiap menghadapi potensi bencana dampak melintasnya angin Monsun Asia, tak terkecuali Polres dan BPBD Luwu.

BPBD Luwu telah mendirikan dua posko terpadu di dua titik lokasi.

Posko tersebut disiagakan mengantisipasi cuaca ekstrem yang diperkirakan bakal terjadi.

“Sektor selatan posko ditempatkan di Kecamatan Suli dan Sektor Utara ditempatkan di Kecamatan Walenrang, Posko terpadu ini dilengkapi alat operasional dan kebutuhan logistik,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Luwu, Rahman.

Sedangkan Polres Luwu menyiapkan empat perahu karet yang digunakan untuk evakuasi jika banjir terjadi.

"Kami mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi terjadinya banjir dan tanah longsor. Agar tetap waspada mengingat musim hujan saat ini intensitasnya cukup tinggi dan disertai angin kencang,” kata Kapolres Luwu AKBP Dwi Santoso.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Hendra Cipto, Amran Amir| Editor : Khairina, David Oliver Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com