Namun efek normalisasi tidak akan berlangsung lama jika tidak disertai dengan naturalisasi.
Lalu naturaliasi jika diibaratkan dengan pengobatan badan panas adalah dengan mengonsumsi obat alamiah, namun proses penyembuhannya lama. Tetapi dengan obat alamiah, badan kuat dan tidak akan sakit lagi.
Namun dengan pengobatan alamiah, orang harus bersabar dan bisa menahan rasa sakit yang cukup lama.
"Nah, jika dalam konteks sungai Jakarta, apakah dengan naturalisasi, masyarakat akan bersabar dan bisa kuat menerima banjir setiap hujan? Tentunya tidak akan," kata Dedi.
Oleh karena itu, Dedi mengatakan bahwa normalisasi sungai mendesak untuk dilakukan. Jika sudah normal, baru diikuti dengan naturalisasi. Atau, kata dia, kedua cara itu bisa dilakukan secara bersamaan.
Baca juga: Atasi Banjir, Dedi Mulyadi Usul Tata Ruang DKI, Jabar dan Banten Disatukan
Jadi, kata Dedi, pertama adalah dinormalkan terlebih dahulu, yaitu pembongkaran permukiman di pinggir sungai. Lalu perdalam dan perlebar sungai.
Setelah itu, itu dinaturalkan dengan penanaman pohon dan rumput vetiver di pinggir sungai. Hulu juga harus dinaturalisasi seperti reboisasi.
"Jadi normaliasi dan naturalisasi itu harus disatukan menjadi satu kesatuan penyelesaian," tandas mantan bupati Purwakarta dua periode itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.