Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Datangi 2 KRI di Selat Lampa Natuna: Saya Pastikan Penegakan Hukum Atas Hak Berdaulat

Kompas.com - 08/01/2020, 18:38 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meninjau dua Kapal Republik Indonesia (KRI) yakni KRI Usman Harun 359 dan KRI Karel Satsuit Tubun 356 di Selat Lampa Natuna, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (8/1/2020).

Jokowi tiba di Pangkalan Laut Terpadu Selat Lampa sekitar pukul 11.47 WIB. Setelah menyapa awak kapal, ia langsung menaiki KRI Usman Harun yang bersandar di dermaga.

Jokowi berada di atas KRI Usman Harun sekitar 10 menit untuk meninjau situasi di Perairan Natuna.

Baca juga: Serahkan Sertifikat Tanah Warga, Jokowi: Natuna adalah Tanah Air Indonesia

Ia didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

“Saya ke sini juga ingin memastikan penegakan hukum atas hak berdaulat kita, hak berdaulat negara kita Indonesia atas kekayaan sumber daya alam laut kita di zona ekonomi eksklusif. Kenapa di sini hadir Bakamla dan Angkatan Laut? Untuk memastikan penegakan hukum yang ada di sini,” kata Presiden usai meninjau dua KRI tersebut dilansir dari setkab.go.id.

Terkait berita tentang kapal asing yang memasuki Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), Jokowi menyatakan bahwa kapal internasional bisa melintas dengan bebas di zona tersebut.

Baca juga: Fakta tentang Natuna, Surga Bahari di Perbatasan Indonesia yang Miliki Cadangan Gas Raksasa

“Yang ada (kapal asing) hanya masuk ke zona ekonomi eksklusif. Itu lewat semua kapal bisa,” ucap Presiden.

Namun ia menegaskan bahwa di zona ZEE, Indonesia memiliki hak atas kekayaan alam di dalamnya dan berhak menggunakan kebijakan hukum.

Untuk itu, bila ada kapal asing yang memanfaatkan kekayaan alam di di zona ZEE secara ilegal, maka Indonesia memiliki hak berdaulat untuk menangkap atau menghalau kapal asing tersebut.

Baca juga: Tinjau Kapal Perang di Natuna, Jokowi Tegaskan Hak Berdaulat Indonesia di ZEE

 

Pesan khusus Jokowi untuk nelayan di Natuna

Presiden RI, Joko Widodo menegaskan bahwa kedaulatan tidak bisa lagi ditawar-tawar saat menijau pulau terdepan tersebut.DOK RAMAYULIS PILIANG Presiden RI, Joko Widodo menegaskan bahwa kedaulatan tidak bisa lagi ditawar-tawar saat menijau pulau terdepan tersebut.
Saat berkunjung di Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu, Natuna, Kepulauan Riau, Jokowi mengatakan pemerintah pusat akan membangun infrastruktur perikan di Natuna.

"Urusan perikanan, ini sudah 4 tahun kita siapkan dan kita buatkan ini. Ada manfaat gak sih," kata Presiden Jokowi, seperti dikutip dari Antaranews.com.

Sarana tersebut, kata Jokowi, menunjang para nelayan menjual hasil tangkapan ikan mereka.

Baca juga: Berkunjung, Ini Pesan Khusus Jokowi untuk Nelayan di Natuna

"Saya tadi nanya, kalau nangkap ikan misalnya 50 kilo jualnya ke mana? Ke tengkulak? Artinya semua ikan ada yang beli," katanya.

Jokowi bahkan menyebut segala kekurangan sarana dan prasarana perikanan harus segera diperbaiki. Ia tidak ingin sarana perikanan menjadi sia-sia.

"Jangan sampai bangunan yang saya lihat baik seperti ini tidak memberi manfaat kepada nelayan," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com