Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Sekitar Sungai Deliksari Semarang Keluhkan Pembangunan Talut hingga Pencemaran Limbah Tahu

Kompas.com - 08/01/2020, 17:46 WIB
Riska Farasonalia,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Hal serupa disampaikan Supardi (93) warga RT 08 RW 011 yang rumahnya tepat di seberang jembatan dekat dengan lokasi longsor di bantaran Sungai Deliksari.

Supardi yang sudah tinggal di kawasan itu selama 15 tahun mengeluhkan bau tak sedap yang kerap kali muncul dari Sungai Deliksari.

Baca juga: [POPULER TRAVEL] Ikan Tuna di Jepang Rp 25 Miliar | Durian Semarang

Hal itu disebabkan karena adanya pembuangan limbah industri tahu yang mencemari sungai tersebut.

"Waktu masuk musim hujan gini baunya memang tidak begitu menyengat. Tapi sebelumnya baunya kayak bangkai. Air sungai sampai warnanya jadi putih dan keruh karena limbah tahu diduga dibuang waktu malam hari lewat saluran yang dibuang ke kali," ungkapnya.

Maka dari itu, dirinya berharap agar tak ada pembuangan limbah tahu di Sungai Deliksari karena sangat merugikan warga sekitar.

"Sebelumnya kami sudah diminta untuk buat pernyataan warga sini agar tidak ada pembuangan limbah. Nantinya akan diteruskan ke kelurahan lalu kecamatan. Namun, belum ada kelanjutan," katanya.

Selain itu, di hari yang sama longsor juga sempat terjadi di wilayah RT 02 RW 0I dengan panjang 6 meter dengan kedalaman 2 meter.


Lurah Tandang, Ony Gunarti pun memperingatkan kepada warga setempat untuk selalu waspada ketika terjadi hujan lebat.

Terlebih warga yang tinggal di area perbukitan rawan terdampak bencana tanah longsor yang bisa muncul setiap waktu.

Dirinya sempat mengecek kondisi wilayahnya saat terjadi tanah longsor.

"Di sini wilayahnya mayoritas perbukitan. Rumah-rumah warga rata-rata dibangun dengan bertumpuk-tumpuk ke atas. Tentunya kalau lingkungannya tidak dijaga dengan baik, pasti berpotensi terjadi longsor," ungkap Onny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com