Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Siswa SD Diajak Tanam Padi di Sekolah dan Dapat Nilai IPA Tinggi

Kompas.com - 08/01/2020, 14:57 WIB
Farida Farhan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi menggagas pencegahan stunting. Caranya dengan mengajak semua elemen menanam padi yang bernutrisi IR Zinc.

Seperti diletahui, stunting menjadi salah satu fokus pemerintah dalam membangun karakter dan kesehatan anak.

Masalah yang bermula dari minimnya asupan gizi itu kini sedang ditangani secara serius melalui berbagai program.

Sebagai percontohan, Dedi memulai kegiatan tersebut di SDN 8 Cisereuh atau yang lebih dikenal dengan Sekolah Kahuripan.

Baca juga: Dedi Mulyadi: Wajar jika Susi Pudjiastuti Marah karena Natuna Diusik

 

Dedi bersama siswa, guru, termasuk dari Dinas Pendidikan dan Dinas Pertanian setempat memulai kegiatan dengan menyosialisasikan penanaman benih padi IR Zinc.

Dedi menyebut, kegiatan tersebut bisa disinergikan dengan upaya pemerintah dalam membangun pendidikan karakter 'Merdeka Belajar'.

Melalui kegiatan tersebut, anak diajak untuk beraktifitas ke arah penerapan ilmu sekaligus penelitian.

"Walau bukan kewenangan saya, tetap sebagai orang yang mempunyai emosional dengan pendidikan di sini. Saya meminta penanaman padi bernutrisi tinggi hasil penelitian Balai Pangan Ciasem Subang ini menjadi indikator penilaian siswa," ucap Dedi ditemui usai kegiatan menanam padi, Rabu (8/1/2020).

Sehingga, kata Dedi, setiap anak yang berhasil menanam padi dan panen misalnya hingga 30 batang dalam satu butir, ia berhak mendapat nilai tinggi dalam pelajaran IPA.

Bahkan nilai tinggi juga bisa diberikan untuk pelajaran matematika dan budi pekerti. Sebab, menanam padi juga membutuhkan hitung-hitungan.

Kemudian anak-anak diajarkan riset. Anak-anak bisa mengamati tanaman yang mereka tanam.

"Ini kan lebih aplikatif dibanding sejak dulu anak SD-SMP hanya disuruh tanam kecambah di kapas menjadi taoge. Sekarang kita lebih aplikatif menanam padi di ember dengan teknologi yang sekarang," katanya.

Menurut Dedi, jika kegiatan tersebut digelar secara masif di seluruh sekolah, bukan tidak mungkin Jawa Barat akan menjadi lumbung padi yang paling bergizi secara nasional.

"Coba bayangkan kalau ini masif di SD seluruh Purwakarta, Karawang, Bekasi dan Subang saja, pasti beras kaya bernutrisi dan bergizi ini akan melimpah," ujar Dedi.

Dedi juga akan mendorong agar pemerintah daerah bekerja sama dengan Balai Penelitian Pangan untuk mengembangkan potensi tersebut.

Sebab, saat ini penanaman padi tidak perlu media sawah, cukup menggunakan ember dan media lainnya.

"Bayangkan kalau gerakan ini rakyat mengikuti semua maka kita tidak perlu impor. Dan paling utama dua hal yang diselesaikan adalah swasembada pangan dan stunting," ucapnya.

Baca juga: Atasi Banjir, Dedi Mulyadi Usul Tata Ruang DKI, Jabar dan Banten Disatukan

Salah satu pelajar SDN 8 Ciseureuh 8 Purwakarta, Hanif (11) mengatakan, menanam padi merupakan hal biasa di sekolahnya, akan tetapi baru kali ini bisa menanam benih padi di ember.

"Kalau di sawah karena ada pelajarannya, kalau di ember baru tapi menarik buat dicoba," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com