Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Bandang di Lebak Dipicu Luapan Sungai Ciberang

Kompas.com - 07/01/2020, 20:29 WIB
Acep Nazmudin,
Dony Aprian

Tim Redaksi

LEBAK, KOMPAS.com - Banjir bandang di Kabupaten Lebak, Banten, menghancurkan sedikitnya 1.410 rumah, 30 jembatan dan sejumlah ruas jalan amblas.

 

Kepala Seksi Balai TNGHS Wilayah Lebak Siswoyo mengaku, bencana banjir bandang kali ini merupakan terparah terjadi di Kabupaten Lebak.

Dia menambahkan, banjir bandang terjadi setelah Sungai Ciberang yang berhulu di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) meluap.

"Luapan semakin besar karena bergabungnya empat aliran sungai lain dengan Ciberang di Kampung Muhara, Desa Banjarsari, Kecamatan Lebakgedong, yakni Sungai Ciear, Cikutawungu, Ciladaeun dan Sungai Cihinis," ujar Siswoyo saat ditemui Cipanas, Lebak, Banten, Selasa (7/1/2020).

Baca juga: Wagub Banten: 2 Sekolah di Lebak Hilang Tersapu Banjir Bandang

Menurut dia, sepanjang aliran Sungai Ciberang dan empat sungai lainnya terdapat 33 titik longsor sementara yang sudah terdata berdasarkan pantauan melalui drone. 

Material longsor seperti tanah, batang pohon hingga jembatan menutupi aliran sungai.

"Saat tumpukan longsor tersebut ambrol, air yang terbendung menerjang sepanjang aliran sungai hingga masuk ke pemukiman di hilir. Dari jejak yang ada, ketinggian sungai mencapai enam meter," kata dia.

Panjang aliran sungai yang terdampak banjir bandang tersebut, kata Siswoyo, mencapai 38,9 kilometer, mulai dari Blok Cibuluh hingga hilir Sajira.

Baca juga: Jokowi: Penyebab Banjir Bandang di Lebak Akibat Penambangan Emas Liar

Adapun luas wilayahnya meliputi enam kecamatan yakni Cipanas, Lebakgedong, Sajira, Curugbitung, Maja dan Cimarga. 

Siswoyo mengatakan, pihak TNGHS saat ini terus melakukan pendataan berapa jumlah longsoran yang ada. Longsoran yang saat ini sudah terdata belum mencakup seluruh area TNGHS, termasuk wilayah yang terdapat penambangan emas tanpa izin (PETI).

"Akses belum memungkinkan untuk ke wilayah yang terdapat PETI atau aktivitas penambangan emas liar, kita juga ingin tahu, apa benar penyebab longsor karena aktivitas penambangan liar," kata dia.

Baca juga: Tinjau Lokasi Banjir Bandang di Lebak, Jokowi Minta Penambangan Emas Ilegal Disetop

Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyebut penyebab banjir bandang di Kabupaten Lebak, Banten, lantaran rusaknya hutan di kawasan TNGHS karena aktivitas perambahan hutan dan penambangan emas secara ilegal.

Secara khusus, Jokowi meminta kepada Gurbernur Banten Wahidin Halim, dan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya untuk segera menghentikan aktivitas tambang di TNGHS terutama di wilayah Kabupaten Lebak. 

Menurut Jokowi tidak ada toleransi lagi pagi aktivitas tambang emas liar di TNGHS, karena merugikan masyarakat. 

"Gak bisa lagi, karena keuntungan satu dua tiga orang, kemudian ribuan lainnya dirugikan dengan adanya banjir bandang ini," kata Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com