Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Babi Mati, Gubernur Sumut Tak Ingin Ulang Pengalaman China Tangani ASF

Kompas.com - 07/01/2020, 12:43 WIB
Aprillia Ika

Editor

MEDAN, KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi tidak ingin mengulang pengalaman China mengatasi penyebaran virus african swine fever (ASF) atau demam babi afrika di wilayahnya.

Menurut dia, di China, pemerintahnya memusnahkan semua babi di wilayah yang terindikasi kena ASF.

Lalu selama 20 tahun wilayah itu tidak diperkenankan memelihara babi, hingga dinyatakan steril.

Saat ini, Edy masih belum bisamemutuskan apakah akan melakukan pemusnahan semua populasi babi di 18 wilayah terjangkit, atau tidak.

Baca juga: Babi di Sumut Mati karena Virus ASF, Edy Rahmayadi Merasa Dilema Lakukan Pemusnahan

"Ada dilema di situ. Kalau saya iyakan (pemusnahan) untuk persoalan menjadikan bencana, berarti semua babi harus dimusnahkan," katanya kepada wartawan usai sholat Ashar di Masjid Agung, Medan, Senin (6/1/2020).

Ia juga megaku tidak bisa membayangkan jika peternak babi di 18 wilayahnya dilarang memelihara babi selama 20 tahun ke depan.

"Mampukah itu. Saya masih mencari peluang yang lain," katanya.

Dikatakannya, rakyat di Sumut berbeda dengan rakyat di luar. Apalagi, lanjut dia, Natal kemarin (peternak) mau tahun baru memelihara babi untuk keluarganya, untuk anak sekolahnya dan segala macam.

"Bayangin kalau ini dimusnahkan dengan harga yang diatur oleh kita, ini kan perlu kita pikirkan. Paham ini ya. Kasih kesempatan Gubernur untuk berpikir," katanya.

Baca juga: Jumlah Babi Mati di Sumut Meluas ke 18 Kabupaten, Penanganan Tunggu Arahan Gubernur

42.000 babi mati di 18 kabupaten/kota

"Memang terjangkit ASF dan selayaknya itu dimusnahkan. Sekarang sudah 42 ribu sekian (jumlah babi mati). Saya lihat satu bulan ini," kata Edy.

Virus ASF dan kolera babi (hog cholera) ini yang sebelumnya merebak di 16 kabupaten/kota, kini sudah menular ke 2 kabupaten lainnya, yakni di Mandailing Natal (66 ekor) dan Batubara (6 ekor).

Kepala Balai Veteriner Medan, Agustia mengatakan, 16 kabupaten/kota tersebut merupakan kantong populasi babi di Sumut.

Virus hog cholera maupun ASF dapat menyerang dengan cepat. Begitupun, berdasarkan ilmunya, babi di Sumut bisa habis semuanya.

"Sumut itu punya 33 kabupaten/kota. Kematian babi ini terjadi di 16 kabupaten/kota. Kita fokus menjaga di 16 ini. Jangan sampai bertambah," katanya.

Untuk diketahui, dalam salinan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 820/KPTS/PK.320/M/2019 tentang pernyataan wabah penyakit demam babi afrika (African Swine Fever) pada beberapa kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara, 16 kabupaten/kota tersebut yakni Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Karo, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, Pakpak Bharat, Langkat, Tebing Tinggi, Pematang Siantar dan Medan. (DEWANTORO) 

Baca juga: Cegah Penyebaran Virus ASF, 116 Kg Daging Babi Impor Dimusnahkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com