Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepekan Tak Melaut, Nelayan Tambaklorok Semarang Bergantung ke Rentenir

Kompas.com - 06/01/2020, 23:25 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Sudah sepekan terakhir ini, ratusan nelayan di Tambaklorok, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah, tak bisa melaut.

Cuaca ekstrem di perairan utara Laut Jawa jadi penyebabnya.

Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nelayan Jangkar Tambaklorok, Abdul Hasan menuturkan, setidaknya ada 800 nelayan tidak berlayar selama enam hari terakhir ini.

"Sejak awal tahun, cuaca ekstrem di Laut Jawa. Di sini (Semarang) saja, hujan terus. Kami terpaksa mangkir atau berhenti sementara waktu sampai cuaca kondusif," kata Abdul saat ditemui Tribunjateng.com di Tambaklorok, Senin (6/1/2020).

Baca juga: Ini Alasan Fadli Zon Blusukan ke Tambaklorok setelah Kedatangan Jokowi

Selama tak berlayar, para nelayan memenuhi kebutuhan dari sisa tabungan yang tersimpan di bank.

Namun, tak sedikit nelayan membiayai kebutuhan hidup keluarganya dengan meminjam ke bank plecit atau rentenir.

"Kalau tidak ada ya, menggantungkan bank plecit. Kondisi awal tahun ini memang agak sulit. Padahal, 2018 dan 2019 lalu lumayan ramai. Cuaca tidak seburuk ini," jelasnya.

Awal tahun lalu, Abdul bisa memperoleh hingga Rp 1 juta setiap berlayar. Dia pun menyisikan pendapatannya untuk ditabung.

Menurut dia, hal itu dipersiapkan agar saat krisis cuaca, dirinya bersama keluarga bisa menyambung hidup.

"Kadang dapat segitu, kadang tidak dapat sama sekali. Awal tahun lalu, dapat lima kuintal, tapi harganya murah-murah. Macam ikan teri, seriding, dan sejenisnya," keluhnya.

Nelayan lainnya, Budiono (37) ikut juga merasakan hal serupa.

Biasanya, Budiono dan nelayan lainnya berangkat berlayar setiap pukul 05.00.

Namun, kondisi saat ini tidak dapat diprediksi, sehingga mengkhawatirkan jika memaksa melaut.

"Saya kalau melaut pukul 5.00 dan pulang pukul 15.00. Ada juga yang melaut pukul 23.00. Itu pun kalau cuacanya sudah enak, kami berangkat lagi. Tapi untuk sekarang ini, harus off dahulu," sebutnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com