UNGARAN, KOMPAS.com - Pencemaran air di Danau Rawa Pening, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. terjadi hampir setiap tahun.
Namun, pencemaran pada akhir 2019 terhitung paling parah karena menyebabkan ikan di rawa dan Kolam Tandu Harian (KTH) PLTA Timo, mati.
Penyebab pencemaran diduga akibat alih fungsi lahan sedimentasi menjadi areal persawahan.
Kemarau panjang menjadikan sedimentasi makin luas sehingga dimanfaatkan warga dengan ditanami padi. Kondisi ini sudah terjadi tiga tahun belakangan.
Bagian Operasional Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Juana, Fuad Kurniawan, mengatakan pencemaran tahun ini mengalami peningkatan salah satunya karena kemarau panjang.
"Tiga tahun ini yang saya lihat selalu begitu. Tapi paling parah memang tahun ini," ungkapnya, Senin (6/1/2020).
Baca juga: Perahu Diterjang Ombak, Pencari Ikan di Rawa Pening Tenggelam
Selain itu, Fuda mengungkapkan, setelah dilakukan cek lokasi, pencemaran yang menyebabkan ribuan ikan mati tersebut terjadi karena adanya endapan sisa pakan dari keramba.
"Sisa pakan yang mengendap, bisa menimbulkan efek buruk. Termasuk pencemaran tersebut," paparnya.
Titik pencemaran paling parah, lanjutnya, berada di kawasan pintu air Tuntang.
"Ketika musim kemarau Rawa yang dialih fungsi menjadi sawah, sisa damen (batang padi) tersebut tidak diangkut. Justru dibiarkan mengendap disitu. Setelah hujan menimbulkan kebusukan hingga kualitas air jadi menurun," kata Fuad.
Baca juga: Basuki Ingin Program Citarum Harum Diterapkan Juga di Rawa Pening
Kepala BBWS Juana, Ruhban Ruzziyatno mengatakan pencemaran yang terjadi biasanya tak berlangsung lama.
"Apalagi curah hujan semakin tinggi mempercepat proses mengalirnya air yang tercemar tersebut," jelasnya.
BBWS, lanjutnya, sedang berupaya mengatasi masalah pencemaran yang terus berulang tersebut.
Pencemaran ini sampai dikeluhkan pemancing di Rawa Pening. Semisal Ilham, pemancing asal Salatiga, yang merasa kini lebih sulit mendapatkan ikan di danau tersebut.
"Airnya hitam, dan ikannya sepi. Kebanyakan pemancing beralih ke daerah Bukit Cinta," paparnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.