KOMPAS.com - Minggu (5/1/2019), Presiden Jokowi dan rombongan berangkat menuju Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor menggunakan Helikopter Super Puma TNI AD.
Rombongan yang terdiri dari tiga helikopter lepas landas dari Pangkalan TNI AU Atang Sendjaja Kabupaten Bogor, Jawa Barat sekitar pukul 08.15 WIB.
Lima belas menit kemudian, sekitar pukul 08.30 WIB, dua helikopter yang ditumpangi perangkat kepresidenan dan bantuan logistik untuk pengungsi berhasil mendarat terlebih dahulu di helipad Desa Pasir Madang, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.
Hal tersebut sesuai prosedur tetap penerbangan bahwa helikopter VVIP mendarat setelah dua helikopter lainnya mendarat.
Baca juga: Target Sepekan Buka Akses Jalan Terisolir karena Longsor di Bogor, Menteri PUPR Tambah Alat Berat
Saat akan mendarat di wilayah perbukitan tersebut kabut tebal turun dan mengakibatkan jarak pandang berkurang.
Pilot helikopter kepresidenan sempat memutari daerah tersebut sambil menunggu perubahan cuaca agar bisa mendarat.
Namun karena kabut semakin tebal, pilot helikopter Presiden Jokowi memutuskan tidak mendarat dan kembali ke Pangkalan TNI AU Atang Sendjaja karena cuaca buruk.
Rombongan presiden kembali mendarat di pangkalan TNI AU sekitar pukul 09.04 WIB.
Setelah mendarat, Presiden Joko Widodo memerintahkan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono langsung menuju Kecamatan Sukajaya melalui jalur darat
"Tadi Bapak (Jokowi) sudah mau mencoba (mendarat), karena kebetulan cuaca berubah-berubah jadi tidak bisa hadir," kata Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono.
Baca juga: FOTO: Nadiem Makarim Tinjau Sekolah Rusak akibat Hujan Deras di Bogor
Presiden melalui Kepala Sekretariat Presiden menyerahkan bantuan sebanyak 6.000 paket sembako dan uang tunai sesuai jumlah kepala keluarga.
Heru mengatakan, paket bantuan yang diberikan berisi sembako dan beberapa kebutuhan warga lainnya seperti air minum dan makanan siap saji.
"Tidak lupa Bapak Presiden menyampaikan turut berduka cita bagi korban yang meninggal dan tentunya turut berempati bagi seluruh warga yang terkena bencana di Sukajaya ini," ujar Heru.
Baca juga: Jokowi Berikan 6.000 Paket Bantuan untuk Warga Terdampak Bencana di Bogor
"Secepatnya dibuka (akses jalan). Begitu dibuka, dikeruk, mereka akan kasih batu-batu kerikil kecil. Minimal per hari ini atau sampai besok jalur itu bisa dibuka untuk motor dulu, yang penting mereka bisa terevakuasi dan bantuan bisa masuk," kata dia.
Selain itu, Jokowi juga meminta BNPB bekerjasama dengan TNI untuk menanam tanaman vetiver di area gundul untuk mencegah terjadinya longsor.
Vetiver dikenal dengan nama akar wangi atau narwastu. Tanaman sejenis rumput yang berasal dari India tersebut masih sekeluarga dengan padi dan sereh.
Menanggi hal tersebut, Kepala BNPB Doni Monardo mengaku telah menyiapkan 100.000 bibit tanaman akar wangi.
Baca juga: Cerita Ibu Gendong Bayi, Lewati Bukit dan Cari Jalan Keluar dari Lokasi Bencana Banjir di Bogor
Para warga mengungsi di kantor desa, sekolah, musala, pesantren, dan rumah warga yang selamat.
Untuk mengungsi, warga harus melewati kawasan perbukitan yang terjal selama berjam-jam.
"Ya Allah, kita (keluarga) muter cari jalan (perbukitan) sambil hujan-hujanan, lewatin kuburan, kebon, pokoknya saya terobosin biar ada jalan kebetulan saya bawa bayi 10 bulan dan harus ditutupi pakai selimut," ucap Neneng sambil tersedu-sedu mengelap keringat bercampur lumpur saat ditemui Kompas.com di lokasi bencana.
Baca juga: Batal Kunjungi Lokasi Bencana di Bogor, Jokowi Minta Maaf
Saat ini para korban bencana di wilayah tersebut mengeluhkan kekurangan makanan dan obat-obatan. Selain itu mereka juga membutuhkan pakaian, selimut, terpal, tikar, dan makanan bayi serta air bersih.
Sementara itu, tim gabungan dari jajaran personel Polres Bogor, TIM SAR, Brimob dan TNI juga terus mencari para korban yang masih belum ditemukan dan mencatat sejumlah desa yang terisolasi.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Afdhalul Ikhsan, Rakhmat Nur Hakim, Rakhmat Nur Hakim | Editor : David Oliver Purba, Bayu Galih, Dony Aprian, Kristian Erdianto)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.