Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Ancaman Banjir, Aparat Bagi Pelampung hingga Buat Jalur Evakuasi

Kompas.com - 06/01/2020, 06:33 WIB
Hamzah Arfah,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Berkaca dari kejadian banjir yang melanda Jabodetabek beberapa waktu lalu, langkah antisipasi penanganan saat bencana banjir melanda coba dilakukan aparat keamanan yang ada di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Bersama dengan anggota TNI dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik, pihak kepolisian setempat melakukan beberapa langkah kongkret sebagai antisipasi tanggap bencana, guna meminimalisir jatuhnya korban jiwa maupun materi.

Ada empat item yang coba diberikan kepada warga, yakni pembagian pelampung, tali tambang, kentongan, hingga petunjuk jalur evakuasi.

Baca juga: Banjir Lumpur di 3 Titik Jalur Selatan Cilacap, Lalu Lintas Bandung-Yogyakarta Tersendat

"Pertama pemberian ban bekas yang bisa digunakan sebagai pelampung saat banjir, tujuannya adalah bisa sebagai sarana untuk menyelamatkan anggota keluarga, anak kecil, maupun para lansia (lanjut usia) ke tempat yang dirasa jauh lebih aman," ujar Kapolres Gresik AKBP Kusworo Wibowo, di sela kunjungan dan pemberian bantuan di Desa Iker-iker Geger, Kecamatan Cerme, Gresik, Minggu (5/1/2020).

Kemudian tali tambang, diproyeksikan sebagai pegangan bagi warga bila air bah sudah melanda perkampungan dengan ketinggian tertentu, dengan cara dikaitkan atau diikatkan pada pohon, tiang atau benda yang dirasa cukup kuat tidak terbawa arus.

Selanjutnya, papan jalur evakuasi yang dipasang pada kanan dan kiri jalan desa, dengan harapan warga dapat mengetahui jalan yang harusnya dilewati.

"Terkadang masyarakat itu kan enggan mengungsi atau dievakuasi saat air belum tinggi, tapi begitu sudah tinggi baru panik. Nah, itulah gunanya jalur evakuasi ini, biar kendaraan maupun orang yang melintas keluar kampung tahu, mana jalan yang harus dilalui biar aman," tutur Kusworo.

"Sebab, bisa saja air sudah tinggi dan menutup akses jalan, tidak kelihatan, kemudian mereka panik dan asal jalan sehingga mengakibatkan kejadian yang tidak diinginkan," tambah dia.

Adapun yang tidak kalah penting, masih kata Kusworo, adalah kentongan.

Beberapa kentongan diberikan untuk tempat-tempat strategis yang ada di kampung, salah satunya di pos kamling, sebagai sarana pemberitahu kepada warga akan adanya ancaman bencana.

"Jadi, mungkin bila saat malam, saat warga masih banyak yang terlelap terus kemudian air tiba-tiba naik dan tinggi saat banjir, kentongan bisa dipukul supaya warga lain yang masih tertidur dapat bangun dan segera menuju ke tempat lebih aman," ucap dia.

Iker-iker Geger merupakan salah satu desa di Gresik yang 'rutin' kebanjiran setiap tahun, bila intensitas curah hujan tinggi dan Kali Lamong meluap.

Kendati dalam musibah banjir pada pergantian tahun kemarin, air bah belum sampai menggenangi rumah warga seperti yang biasa dialami.

Baca juga: 3 Kapal Milik China Masih Berada di Laut Natuna

"Hampir tiap tahun pasti kebanjiran, meski untuk yang kemarin belum sampai masuk rumah warga. Tapi kan kemarin masih banyak sawah yang kering, sehingga air banyak yang tertampung di sawah dan tambak milik warga," ujar Kepala Desa Iker-iker Geger, Kristono.

"Biasanya (banjir besar) itu ya awal-awal tahun, seperti tahun kemarin bulan Maret. Kalau sekarang belum, mungkin kalau hujan sudah sering turun baru banjir sampai ke rumah-rumah warga, sehingga warga di sini bisa dikatakan sudah terbiasa kebanjiran," terang dia.

Kristono mengapresiasi langkah yang dilakukan pihak keamanan sebagai upaya meminimalisir dari kejadian yang tidak diinginkan, terutama jatuhnya korban bila bencana banjir melanda.

Tidak hanya Desa Iker-iker Geger, namun pihak kepolisian juga akan memberikan bantuan yang sama bagi desa-desa lain, yang masuk dalam kategori rawan kebanjiran yang ada di wilayah Kabupaten Gresik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com