Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nelayan Natuna Akui Sudah Aman, Namun Belum Berani Melaut

Kompas.com - 04/01/2020, 20:22 WIB
Hadi Maulana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NATUNA, KOMPAS.com - Banyaknya KRI milik TNI AL saat ini di utara dan timur perairan pulau Laut, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau diakui sangat menggembirakan bagi para nelayan Natuna.

Hadirnya sejumlah KRI milik TNI AL membuat sejumlah nelayan Natuna sudah merasa aman dan nyaman mencari ikan di perairan pulau terdepan wilayah Indonesia tersebut.

Herman, Ketua Nelayan Kabupaten Natuna kepada Kompas.com mengatakan untuk saat ini mereka tidak merasa cemas lagi, karena sudah banyak KRI yang berjaga di perairan pulau terdepan tersebut.

Baca juga: Kapal Asing Terobos Natuna, TNI Kerahkan Pasukan hingga Alutsista

Kapal ikan asing tak segan menabrak nelayan Natuna

"Kami berharap hal ini bisa terus terjadi, karena dengan keberadaan KRI 24 jam di perairan pulau terdepan ini, setidaknya para kapal ikan asing (KIA) pun tidak berani masuk wilayah perairan Indonesia ini," kata Herman kepada Kompas.com melalui telepon, Sabtu (4/1/2020).

Selain kerap intervensi, kapal ikan asing juga kerap menabrakan kapalnya ke kapal nelayan Natuna. Sebab, rata-rata kapal nelayan Natuna masih kapal tradisional.

Sementara kapal ikan asing berukuran di atas 30 GT.

Apalagi jika ada kapal Coast Guard China mendampingi nelayan mereka, kapal ini juga tidak segan-segan melakukan hal-hal di luar dugaan nelayan Natuna.

Baca juga: Jaga Kedaulatan Wilayah, TNI Siaga Tempur di Natuna

Berharap ada bantuan radio

Nelayan tradisional menarik tambang jaring ered di pesisir Pantai Timur, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Minggu (27/10/2019). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi Nelayan tradisional menarik tambang jaring ered di pesisir Pantai Timur, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Minggu (27/10/2019).
"Selain keberadaan KRI, kami juga masih berharap ada bantuan radio dengan jangkauan yang luas," kata Herman. 

"Sehingga kami bisa kapanpun memberitahukan ke KRI yang standby jika ada kapal ikan asing yang masuk  di perairan terdepan Natuna."

Herman mengatakan, meski saat ini sudah dirasakan aman dan nyaman dalam mencari ikan di perairan terdepan Natuna.

Namun saat ini mereka belum berani melaut lantaran saat ini cuaca di perairan pulau terdepan ini masih belum bersahabat.

Baca juga: Mengenal Kabupaten Natuna, Ada di Jalur Pelayaran Internasional dengan Wilayah Lautan Seluas 98,84 Persen

Gelombang tinggi, nelayan tradisional takut melaut

 

Saat ini, tinggi gelombang masih di atas 3 meter.

"Palingan pertengahan Januari atau awal Februari, kalau saat ini gelombang masih tinggi," katanya. 

"Lagipula kapal Nelayan kami kecil-kecil dan masih tradisional." 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com