Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kabupaten Natuna, Ada di Jalur Pelayaran Internasional dengan Wilayah Lautan Seluas 98,84 Persen

Kompas.com - 04/01/2020, 15:25 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Nama Kabupaten Natuna menjadi perbicangan setelah kapal ikan asing menerobos perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia di kabupaten yang ada di Provinsi Kepulauan Riau.

Herman Ketua Nelayan Kabupaten Natuna, kapal ikan asing telah merambah titik koordinat 108 hingga 109 atau sebelah timur Pulau Laut yang bersinggungan langsung dengan Laut Cina.

Bahkan penjaga pantai (coast guard) Cina kerap melakukan pengusiran terhadap nelayan Indonesia agar tak mencari ikan di wilayah itu.

Baca juga: 5 KRI dan 600 Prajurit TNI Siaga Amankan Perairan Natuna

Sementara itu Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengklaim telah menangkap tiga kapal Vietnam yang menerobos perairan Natuna.

Walau demikian Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Edhy Prabowo mengatakan masih ada kapal asing China yang menerobos wilayah Natuna.

"Di sisi lain terjadi tarikan antara kami dengan kapal coast guard China. Kami terus melakukan pendekatan dan penjagaan," katanya.

Baca juga: Dianggap Langgar Teritori di Natuna, Kemenlu China Sebut Negaranya Punya Hak

 

Berada di lintasan pelayaran internasional

Kapal Repubuklik Indonesia (KRI) WIR – 379 kembali menangkap satu unit Kapal Ikan Asing (KIA) asal Vietnam BV 98299 TS saat melakukan pencurian ikan di laut utara Natuna, Kepulauan Riau (Kepri).DOK LANAL RANAI Kapal Repubuklik Indonesia (KRI) WIR – 379 kembali menangkap satu unit Kapal Ikan Asing (KIA) asal Vietnam BV 98299 TS saat melakukan pencurian ikan di laut utara Natuna, Kepulauan Riau (Kepri).
Dilansir dari Natunakab.go.id, Natuna awalnya dikenal sebagai wilayah Pulau Tujuh dengan pulau tersebar di perairan Laut Cina Selatan.

Pulau Tujuh itu adalah Jemaja, Siantang, Midai, Bunguran Barat, Bunguran Timur, Serasan, dan Tambelan.

Perkembangannya, kecuali Tambelan, enam pulau menjadi cikal bakal wilayah Kabupaten Natuna.

Kabupaten Natuna sendiri berada di lintasan jalur pelayaran internasional dari dan atau ke Hongkong, Taiwan, dan Jepang.

Baca juga: TNI Gelar Rapat Tertutup untuk Operasi Pengamanan Natuna

Bahkan Natuna disebut sebagai pintu gerbang bagi negara tetangga yakni Vietnam, Kamboja, Thailand, dan Malaysia.

Kabupaten Natuna dibentuk berdasarkan Undang-undang No 53 Tahun 1999 dari hasil pemekaran Kabupaten Kepulauan Riau yang meliputi enam kecamatan yaitu kecamatan Bunguran Timur, Bunguran Barat, Jemaja, Siantan, Midai dan Serasan, serta satu Kecamatan Pembantu Tebang Ladan.

Pada tahun 2007, wilayah Natuna dimekarkan menjadi 16 kecamatan. Lalu pada tahun 2008, dibentuk Kabupaten Kepulauan Anambas hasil pemekaran Kabupaten Natuna.

Di sebelah utara, Natuna berbatasan langsung dengan Vietnam dan Kamboja. Sedangkan di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kepulauan Riau.

Baca juga: Kabupaten Natuna, Jalur Pelayaran Internasional

Untuk bagian timur, Natuna berbatasan dengan Malayasia Timur dan Kalimantan Barat. Sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Semanjung Malaysia dan Pulau Bintang.

Kabupaten yang beribu kota di Ranai ini 98,84 persen adalah lautan yakni 138.666 km2. Sementara daratan 'hanya' 3.235,20 km2 dengan total luas mencapai 141.901,20 km2.

Sehingga tidak heran angkutan laut di Natuna menjadi yang utama untuk menghubungkan antar pulau.

Saat ini sedikitnya ada enam transportasi yang menghubungan Natuna dengan Tanjung Pinang hingga Surabaya antara lain KM BUkit Raya, Sabuk 36, Sabuk 48, Sabuk 80, Sabuk 83, dan KM Caraka Jaya yakno tol laut kgusu kargo dengan rute Tanjung Priok - Tarempa-Natuna.

Sementara angkutan udara yang disinggahi penerbangan komersil sudah beroperasi di wilayah ini sejak tahun 2007.

Baca juga: Bu Susi yang Masuk Trending di Tengah Ramainya Indonesia Vs China soal Laut Natuna...

 

Gas bumi, ikan, dan wisata bahari

Bongkahan batu-batu granit besar yang menghiasi pesisir pantai di Kepulauan Natuna.KOMPAS/RIZA FATHONI Bongkahan batu-batu granit besar yang menghiasi pesisir pantai di Kepulauan Natuna.
Kabupaten Natuna memiliki potensi sumber daya alam yang belum dikelola secara madai atau belum sama sekali.

Walaupun wilayah Natuna 98,84 persen adalah laut, sumber daya perikanan laut mencapai Rp 1 juta ton per tahun dengan total pemanfaatan hanya 36% dan hanya sekitar 4,3% oleh Kabupaten Natuna.

Selain itu Natuna memiliki potensi minyak mentah dan gas bumi.

Ladang gas D-Alpha yang terletak 225 km di sebelah utara Pulau Natuna (di ZEEI) dengan total cadangan 222 trillion cubic feet (TCT) dan gas hidrokarbon yang bisa didapat sebesar 46 TCT merupakan salah satu sumber terbesar di Asia.

Baca juga: Tanggapi Kapal Asing Masuk ke Perairannya, Bupati Minta Natuna Jadi Provinsi Khusus

Kabupaten Natuna juga memiliki pemandangan yang indah dan wisatanya didominasi wisata laut.

Salah satu wisata di Natuna adalah Jelita Sejuba yang digunakan untuk lokasi film Jelita Sejuba yang rilis beberapa tahun lalu.

Wisata terkenal lainnya adala Alif Stone Park seluas tiga hektare yang menyimpan ribuan bongkah batu Megalith di sepanjang pesisir pantai di Desa Sepempang Pulau Bunguran.

Baca juga: Ketegasan Indonesia Tak Akui Klaim China soal Natuna hingga Siaga Tempur TNI

Ada juga Pantai Batu Kasah yang memiliki batu granit dengan berbagai ukuran dan bentuk yang bertebaran di tepi pantai hingga tengah laut.

Pantai Batu Kasah dikenal juga sebagai Pantai Cemaga karena berada di Desa Cemaga yang bisa dicapai dalam waktu 45 menit dari pusat kota.


Sumber: Kompas.com (Penulis : Hadi Maulana, Haryanti Puspa Sari | Editor : Aprillia Ika, Candra Setia Budi, Khairina), Natunakab.go.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com