KOMPAS.com- Seorang ibu di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) Adriana Lulu Djami alias Ina (33) tega menganiaya putrinya yang masih berusia dua tahun, DQ hingga berujung kematian, Selasa (31/12/2019).
Ina membentur-benturkan kepala DQ lantaran balita tersebut kencing di kasur.
Psikolog Hening Widyastuti mengatakan, faktor utama yang membuat orangtua kehilangan akal hingga mampu menyakiti anak adalah lantaran ada permasalahan dalam dirinya, baik secara eksternal maupun internal.
Masalah internal yakni kemelut dalam benak dan diri seseorang yang tercipta akibat sejumlah faktor.
Baca juga: Hamil di Luar Nikah, Perempuan Ini Aniaya Bayi yang Baru Dilahirkannya
Sedangkan masalah eksternal mencakup masalah dari luar diri. Misalnya persoalan ekonomi, lingkungan dan sebagainya.
"Biasanya itu banyak terjadi di ekonomi lemah, di tempat-tempat kumuh. Memang secara lingkungan kan berbeda etika, tatanan," kata Hening.
Orangtua yang sampai hati melakukan tindak agresif pada anaknya, lanjut Hening, adalah orang yang tidak mampu mengelola emosi dan menyelesaikan masalahnya.
Berikut kasus-kasus penganiayaan anak di sejumlah daerah di Indonesia yang dirangkum oleh Kompas.com:
Baca juga: Ayah Tiri yang Tega Aniaya Anak 2 Tahun hingga Tewas Seorang Residivis
Polres Boyolali menangkap SW, ibu kandung bocah laki-laki bernama F (6), Selasa (16/7/2019).
Penangkapan SW bermula dari dibongkarnya makam F. Pembongkaran makam dilakukan karena F dinilai meninggal secara tidak wajar.
Saat ditangkap, SW mengaku menganiaya anaknya. Penganiayaan tersebut dilakukan selama empat hari berturut-turut di rumahnya hingga F meninggal dunia.
SW menganiaya dengan mencubit, memukul perut, mencakar dan membenturkan kepala F ke lemari. Alasannya, SW jengkel karena putranya tersebut sering rewel.
Setelah dianiaya, F sempat makan bubur dan tidur. Namun saat dibangunkan, F sudah tak bernapas.
Tetangga yang berdatangan curiga lantaran mendapati sejumlah luka lebam kebiruan di badan F.
Baca juga: Aniaya Anak Kandung, Seorang Ayah Diamankan Polisi