Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duka di Labura, Banjir Bandang Penuh Kayu Hanyutkan 9 Rumah dan 5 Orang Hilang

Kompas.com - 03/01/2020, 06:16 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sabtu (28/12/2019) malam hujan deras turun di wilayah Dusun Siria-ria A dan B, Desa Pematang dan Desa Hatapang, Kecamatan NA IX-IX, Labuhan Batu Utara.

Tak lama setelah hujan deras, banjir bandang menerjang dua desa tersebut pada Minggu (29/12/2019) dini hari.

Tercatat ada 36 rumah hanyut dan rusak berat, dan lima orang dari satu keluarga hilang.

Banjir bandang penuh kayu dan batu besar tersebut merusak 2 jembatan besar di jalan kabupaten dan 4 titi di dusun yang memicu longsor sepanjang 100 meter dengan kedalaman 5 meter.

Baca juga: Jasad Ibu dan Anak yang Hanyut Terbawa Banjir Labura Ditemukan

Lumpur, kayu dan batu yang besar juga merusak 15 hektar lahan pertanian dan 4 titik daerah irigasi rusak.

Bukan hanya itu, satu desa yakni desa Hatapang sempat terisolir.

Warga lagsung diungsikan ke tempat yang lebih aman dan posko utama langsung didirikan.

"Untuk sementara, warga mengungsi di tempat warga, rumah dan sekolah yang tempatnya lebih tinggi. Dan saat ini, komunikasi di sana masih agak sulit dan terbatas. Sore ini tim BPBD Provinsi Sumut tiba di sana untuk pendampingan," kata Riadhil Akhir Lubis, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Utara, Minggu.

Sementara itu Bupati Labura telah menetapkan status darurat terhitung sejak tanggal 30 Desember 2019 hingga 7 hari ke depan.

Baca juga: Banjir Bandang di Labura, Jasad Dua Anggota Keluarga yang Sebelumnya Hilang Sudah Ditemukan

 

Pencarian korban di Kaki Gunung Bukit Barisan

Sejumlah warga, petugas BPBD, personel TNI-Polri berada di lokasi yang mengalami kerusakan akibat banjir bandang di Dusun Siria-ria A dan B, Desa Pematang dan Desa Hatapang, Kecamatan NA IX-IX, Labuhan Batu Utara, Minggu (29/12/2019) dini hari. Hingga siang tadi, tercatat 5 orang dalam satu keluarga belum ditemukan dan 9 rumah hanyut.Dok. BPBD Sejumlah warga, petugas BPBD, personel TNI-Polri berada di lokasi yang mengalami kerusakan akibat banjir bandang di Dusun Siria-ria A dan B, Desa Pematang dan Desa Hatapang, Kecamatan NA IX-IX, Labuhan Batu Utara, Minggu (29/12/2019) dini hari. Hingga siang tadi, tercatat 5 orang dalam satu keluarga belum ditemukan dan 9 rumah hanyut.
Lima orang korban banjir bandang adalah ayah, ibu, dan tiga orang anak. Mereka tinggal di salah satu rumah yang hanyut diterjang banjir bandang.

Tim SAR gabungan mencari korban hilang ke arah kaki Gunung Bukit Barisan yang ditempuh sejauh 2 jam jalan kaki dalam kodisi normal.

"Sementara akses sulit akibat banjir," kata Riadhil.

Dua dari lima korban yang hilang ditemukan 5 hari setelah pencarian tepatnya Kamis, (2/2/2020) sekitar pukul 14.00 WIB.

Baca juga: Gubernur Edy soal Banjir Bandang Labura: Banyak Potongan Kayu, Berarti Ada Sesuatu

Mereka adalah ibu dan anak yakni Cahaya Nasution (27) dan Irul Sipahutar (7).

Dua jenazah ibu dan anak tersebut ditemukan di Desa Tanjung Selamat yang berjarak 30 kilometer dari kediaman mereka.

"Keduanya ditemukan sekitar 30 km dari TKP atau di Desa Tanjung Selamat Kabupaten Labuhan Batu pada pukul 14.00 WIB. Kedua korban sudah dibawa ke RSUD Rantau Prapat," katanya, Kamis (2/1/2020).

Sejauh ini ada 4 alat berat yang dikerahkan di lokasi Desa Pematang dan Desa Hatapang untuk membersihkan material.

Baca juga: Banjir Bandang di Labura, Tim SAR Cari 1 Keluarga yang Diduga Hanyut Bersama Rumahnya

 

Komentar Gubernur Sumatera Utara

Personel TNI-Polri melihat rumah yang rusak berat akibat banjir bandang di Dusun Siria-ria A dan B, Desa Pematang dan Desa Hatapang, Kecamatan NA IX-IX, Labuhan Batu Utara, Minggu (29/12/2019) dini hari. Hingga siang tadi, tercatat 5 orang dalam satu keluarga belum ditemukan dan 9 rumah hanyut.Dok. BPBD Personel TNI-Polri melihat rumah yang rusak berat akibat banjir bandang di Dusun Siria-ria A dan B, Desa Pematang dan Desa Hatapang, Kecamatan NA IX-IX, Labuhan Batu Utara, Minggu (29/12/2019) dini hari. Hingga siang tadi, tercatat 5 orang dalam satu keluarga belum ditemukan dan 9 rumah hanyut.
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengatakan akan menyelidiki penyebab potongan kayu terbawa saat banjir bandang.

"Banyak potongan-potongan kayu, berarti ada sesuatu. Tapi harus kita buktikan, ada sesuatu di atas, nanti kita cek," kata Edy kepada wartawan di kantornya, Selasa (31/12/2019).

Selain itu Pemprov Sumatera Utara berencana merelokasi warga yang terdampak. Namun pihaknya masih belum menentukan lokasi untuk relokasi.

"Harus dicek di mana (lokasi relokasi), tanahnya siapa," kata Edy.

Edi berencana akan berkunjung ke lokasi bencana namun masih terkendala dengan jalan yang masih tertutup oleh material sedangkan helikopter milik Basarnas tidak bisa difungsikan.

Edi juga menyatakan masa darurat daerah terdampak banjir bandung tersebut telah selesai.

Baca juga: Banjir Bandang di Labura, 5 Orang Hilang, 9 Rumah Hanyut, dan 1 Desa Terisolir

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dewantoro, Mei Leandha | Editor: Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Jessi Carina, Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com