Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikan Tongkol Sebabkan 250 Warga Keracunan karena Disimpan di Atas Suhu 6 Derajat

Kompas.com - 02/01/2020, 21:06 WIB
Bagus Supriadi,
Khairina

Tim Redaksi

JEMBER, KOMPAS.com – Ikan tongkol yang membuat 250 warga Jember keracunan dinilai karena ikan tersebut disimpan di atas suhu enam derajat.

Akibatnya, kandungan histamine pada ikan ini juga ikut meningkat.

Padahal, kemampuan bertahan di tempat terbuka ikan ini hanya empat jam, setelah didapatkan nelayan dari melaut.

“Kecuali disimpan di alat penyimpanan yang memadai, seperti cold storage atau box pendingin di bawah suhu enam derajat,” kata Plt Kepala Dinas Perikanan Jember Murtadlo saat menggelar press conference di room media center Pemkab Jember Kamis (2/1/2020) sore.

Baca juga: 250 Orang Keracunan, Polisi Cek Penjual Ikan Tongkol di Tempat Pelelangan Ikan 

Menurut dia, jenis ikan tongkol klucuk yang dikonsumsi ini berada di atas suhu enam derajat. Akibatnya, kandungan histamin juga meningkat.

Kandungan histamin inilah yang menyebabkan orang merasa gatal, muntah, dan pusing ketika mengkonsumsi ikan tongkol.

Ikan tersebut didapatkan dari TPI Puger. Sebab, nelayan sedang panen ikan tongkol.

Sementara, tradisi masyarakat Jember saat perubahan akhir tahun dengan membakar ikan.

“Mereka belanja di TPI Puger, lalu dibawa pulang ke rumah dan dimasak pada tengah malam,” jelasnya.

Murtadho menilai pedagang tidak akan menjual ikan yang buruk.

“Yang salah membiarkan ikan terbuka di atas suhu enam derajat,” ungkapnya.

Untuk itu, perlu edukasi pada masyarakat, baik pedagang dan konsumen tentang ikan yang layak di konsumsi.

Baca juga: Cerita Korban Keracunan Tongkol di Jember, Wajah Bengkak hingga Tak Bisa Buang Angin

Sementara itu, Any Kusbudiwati, kepala Lembaga Penelitian Obat dan Makanan (LPOM) Jember menduga, kandungan histamin yang meningkat itu menjadi penyebab 250 warga keracunan.

Namun kepastiannya masih menunggu hasil dari laboratorium.

“Sampel sudah kami kirim ke lab di Surabaya, namun untuk memastikan menunggu hasil laporannya,” terangnya.

Waktu yang dibutuhkan untuk mengetahui hasil lab ini minimal tiga hari hingga 14 hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com