Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Banjir di Kampar Riau Terserang Penyakit, Butuh Bantuan Obat-obatan

Kompas.com - 30/12/2019, 17:00 WIB
Idon Tanjung,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com.com - Lamanya genangan banjir di Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, mengakibatkan warga terserang bermacam penyakit.

Warga berharap ada bantuan obat-obatan.

Banjir di Desa Buluh Cina sudah berlangsung lebih kurang tiga pekan. Ketinggian air di permukiman warga masih mencapai 70 sentimeter hingga 130 sentimeter.

Genangan banjir yang bercampur lumpur  itu membawa dampak penyakit, seperti gatal-gatal, kulit, diare, demam, cacar air, kutu air dan sebagainya.

Baca juga: Banjir, Warga Kampar Buat Tempat Mengungsi Setinggi 4 Meter di Dalam Rumah

Sakit gatal, diare, batuk

Salah seorang warga di Dusun 1, Emi (38) mengaku mengalami penyakit gatal-gatal, diare dan batuk.

Menurut dia, penyakit itu dialami karena sering beraktivitas di dalam rumah yang digenangi banjir.

"Dalam rumah ketinggian banjir sekita 50 sentimeter. Sekarang kami buat panggung dalam rumah tempat tidur," ujar Emi kepada Kompas.com, Senin (30/12/2019).

Dia mengaku membutuhkan obat gatal-gatal. Tapi, sejauh ini belum ada bantuan obat-obatan yang datang.

Bahkan, menurut Emi, selama banjir melanda juga belum ada posko kesehatan yang didirikan dinas kesehatan setempat di lokasi banjir di Dusun 1 maupun di Dusun 2.

"Posko kesehatan cuma ada di kantor desa. Tapi mau ke sana susah karena harus menyeberang sungai. Arusnya deras dan kami takut," kata Emi.

Baca juga: Banjir, Warga Kampar Buat Tempat Mengungsi Setinggi 4 Meter di Dalam Rumah

Posko kesehatan jauh

Dia berharap pihak terkait bersedia mengantarkan bantuan obat-obatan ke rumah-rumah warga yang membutuhkan.

"Kalau bisa, ya antar ke rumah. Karena kami di sini sangat susah keluar. Depan rumah banjirnya," harap Emi.

Warga lainnya, Abil (38) juga merasakan hal yang sama. Sejak sepekan banjir dia diserang penyakit kutu air.

"Penyakit yang saya alami kutu air dan gatal-gatal. Karena saya hampir setiap hari berjalan dalam air di rumah," kata Abil kepada Kompas.com, Senin.

Dia juga berharap ada bantuan obat-obatan dari pihak-pihak terkait. Karena selama banjir belum ada petugas kesehatan yang datang ke rumahnya untuk membantu.

"Saya butuh obat gatal-gatal dan kutu air. Sementara posko kesehatan gak ada di sini. Kalau pergi ke posko kesehatan di seberang susah, karena arus sungai sangat deras. Tapi kalau ada posko kesehatan di sini kami kan lebih mudah," ujar Abil. 

Baca juga: 4 Kisah Warga Kampar Bertahan di Tengah Kepungan Banjir: Panen Sawit demi Sesuap Nasi hingga Berperahu Selamatkan 7 Kambing

Warga butuh layanan kesehatan

Salah satu tokoh pemuda setempat, Erizon mengatakan, sejauh ini memang belum ada posko kesehatan yang didirikan baik di Dusun 1 maupun Dusun II. 

Sementara warga yang terserang penyakit membutuhkan bantuan obat-obatan.

"Kalau yang namanya banjir kan banyak penyakit. Seperti gatal-gatal, kutu air, demam dan sebagainya. Kami di sini hampir setiap hari mengarungi banjir. Tentunya kami butuh posko kesehatan untuk mendapat obat atau layanan kesehatan," ungkap Erizon saat diwawancarai Kompas.com, Senin.

Dia mengatakan, posko kesehatan bisa didirikan bangunan masjid yang sedang terbengkalai. Sehingga, warga akan lebih dekat untuk mendapatkan layanan kesehatan tersebut.

Sementara posko kesehatan saat ini dibuka di kantor desa di seberang sungai. Otomatis warga akan kesulitan menyeberangi sungai yang berarus deras.

"Kalau misalnya alasan tidak ada tempat, di masjid ini kan bisa. Karena kalau kami mau berobat ke seberang kan susah, arusnya deras. Jadi kami mohon kepada pemerintah untuk mendirikan posko kesehatan di sini. Tapi kalau untuk kebutuhan makanan, di sini ada dapur umum bantuan dari BPBD Kampar. Hanya saja bahan masak yang perlu ditambah," ujar Erizon.

Baca juga: Korban Banjir di Kampar Alami Gatal-gatal dan Cacar Air

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com