Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Ketinggian Banjir di Kampar Riau Terus Bertambah, Petugas Keamanan Tak Ada di Lokasi

Kompas.com - 28/12/2019, 08:57 WIB
Idon Tanjung,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Ketinggian banjir di Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, terus bertambah. Hal itu membuat warga khawatir.

Sekretaris Desa Buluh Cina, Rusdianto mengungkapkan kekhawatiran warganya itu.

Kata dia, warga khawatir banjir terus naik sehingga bisa membahayakan keselamatan warga.

Hingga hari ke-20, banjir tak kunjung surut akibat luapan Sungai Kampar yang masih tinggi. 

Bahkan banjir saat ini perlahan terus bertambah tinggi. Ketinggian banjir di rumah warga 80 hingga ada yang 150 sentimeter.

Baca juga: Banjir di Desa Buluh Cina Kampar Masih Tinggi, Rendam Ratusan Rumah

Warga mulai terserang aneka penyakit

"Kami pun sebagai pemerintahan desa cukup khawatir juga. Walau pun masyarakat sudah biasa kebanjiran, tapi kalau sudah terlalu lama nanti banjir ini bisa menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan," ungkap Rusdianto saat berbincang dengan Kompas, Jumat (27/12/2019).

Salah satu dampak nyata yang ditimbulkan banjir saat ini, sebut dia, yaitu warga diserang bermacam penyakit. Mulai dari gatal-gatal, kutu air, ISPA, diare dan demam.

Berdasarkan data di posko kesehatan di kantor desa, tercatat sudah 191 orang warga yang mengalami bermacam penyakit datang berobat.

Selain itu, Rusdianto juga khawatir terhadap banyaknya anak-anak yang bermain air setiap hari di lokasi banjir.

Terlebih saat sebagian warga membawa anak-anaknya menyeberang sungai yang berarus deras menggunakan perahu dayung.

"Takutnya nanti anak-anak yang bermain air tidak terkontrol oleh orangtuanya," ujarnya.

Baca juga: Cerita Warga Evakuasi Kambing yang Nyaris Tenggelam Akibat Banjir di Desa Buluh Cina Kampar

Di mana petugas keamanan?

Dalam keadaan seperti ini, Rusdianto mengaku memerlukan bantuan petugas keamanan untuk siaga di lokasi banjir.

Karena sejauh ini petugas keamanan sangat minim berada di lokasi memantau aktivitas korban banjir.

"Sebetulnya kami pun masalah keamanan ini sangat perlu, seperti (petugas) kepolisian, BPBD atau Tim SAR, memberikan dukungan standby di Desa Buluh Cina. Karena mana tau tidak menutup kemungkinan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Rusdianto.

Selain itu, dia juga berharap kepada pihak manjemen PLTA Koto Panjang untuk mengurangi buka lima pintu air, agar dampak luapan sungai di bagian hilir tidak semakin membesar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com