Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerangka Ayu Selisa Ditemukan di "Septic Tank", Ibunda Mengaku Terakhir Bertemu Anaknya 11 Tahun Lalu

Kompas.com - 27/12/2019, 11:30 WIB
Pythag Kurniati

Editor


KOMPAS.com- Kerangka manusia ditemukan dalam septic tank di Bantul diyakini adalah Ayu Selisa, menantu pemilik rumah yang menghilang sejak 2009.

Ibunda Ayu Selisa mengungkapkan, terakhir kali bertemu dengan anaknya 11 tahun lalu. Tepatnya pada tahun 2008.

Padahal, biasanya setelah menikah pada 2006 lalu, putrinya itu rutin mengunjunginya.

“Seminggu enggak kelihatan ke sini saya sering ke sana (Karangjati),” ucapnya.

Ayu Selisa tiba-tiba menghilang tanpa kabar. Jika rindu pada putrinya, Anik mencari ke rumah suami Seli, Edi.

Kunjungannya mencari Seli tidak hanya dilakukan satu kali. Namun, ia harus menelan pahit kenyataan tidak bisa bertemu anaknya.

Edi dan orangtuanya berulang kali menjawab, Seli sedang pergi.

Baca juga: Terungkap, Identitas Kerangka Manusia di Dalam Septic Tank di Bantul

KDRT

IlustrasiKOMPAS.COM/Ilustrasi Ilustrasi

Anik menuturkan, Ayu Selisa menikah dengan Edi pada tahun 2006.

Kala itu, usia Seli 16 tahun. Sedangkan menantunya Edi berusia 19 tahun dan bekerja serabutan pada saat itu.

Satu tahun pernikahannya berjalan, Seli mulai mengeluhkan sikap Edi kepada ibunya.

Edi, kata Seli waktu itu, sering melakukan kekerasan terhadapnya. Seli bahkan kerap bercerita sambil menangis di hadapan ibunya.

"“Pernah kasar, pernah cerita dislomoti (sundut) rokok. Sering nangis pengen pisah. Saya sebagai orang tua cuma bisa ngandani (memberitahu supaya sabar),” ujarnya.

Baca juga: Kerangka Manusia di Septic Tank, Menantu Pemilik Rumah Hilang hingga Gelang dan Bordir Jadi Petunjuk

Yakin dibunuh

Proses Evakuasi Kerangka di BantulKOMPAS.COM/MARKUS YUWONO Proses Evakuasi Kerangka di Bantul

Setelah tak bertemu sekian lama, keluarga merasa sangat terkejut saat polisi menunjukkan gelang dan bordir yang ditemukan pada kerangka.

Gelang dan bordir tersebut didapati oleh Dokter Forensik RS Bhakti Polda DIY yang melakukan visum luar.

Saat itu, orangtua Seli meyakini barang tersebut milik anaknya.

Anik juga yakin, Seli menjadi korban pembunuhan. Edi yang meninggal 50 hari lalu karena bunuh diri dianggapnya sebagai orang yang paling bertanggung jawab.

"Menurut saya Edi. Saya yakin juga ada yang ngrewangi (membantu)," katanya.

Jika benar Edi pelakunya, ia merasa tindakan menantunya sangat tidak manusiawi.

"Kenapa dulu (Seli) tidak dikembalikan ke saya saja,"katanya.

Ia berharap polisi segera mengusut tuntas kasus ini.

Sumber: KOMPAS.com (Penulis : Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono, Editor : Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com