Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya Kebagian Gerhana Matahari Parsial, Warga Semarang Tetap Antusias Amati dengan Teleskop

Kompas.com - 27/12/2019, 07:57 WIB
Riska Farasonalia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Fenomena alam Gerhana Matahari Cincin (GMC) dapat disaksikan di beberapa wilayah di Indonesia pada Kamis (26/12/2019). Sementara wilayah lain hanya kebagian Gerhana Matahari Parsial atau sebagian. 

Di Kota Semarang, Jawa Tengah meski tak kebagian gerhana matahari cincin, namun masyarakat masih bisa melihat gerhana matahari parsial (GMP) yang menarik untuk diamati.

Sejak pagi tadi sejumlah warga Semarang sangat antusias ingin menyaksikan fenomena GMP melalui teleskop yang dipasang di kawasan Simpang Lima Semarang.

Pantauan Kompas.com, meskipun cuaca agak mendung karena matahari tertutup awan, namun beberapa menit kemudian cuaca kembali cerah.

Baca juga: Gerhana Matahari Cincin Terlihat Jelas di Simeulue, Warga Antusias

Hal ini tak menyurutkan niat pengunjung yang kebanyakan mahasiswa tersebut untuk mengantre melihat fenomena GMP melalui dua teleskop yang disediakan oleh komunitas pecinta astronomi dari Himpunan Astronomi Amatir Semarang (HAAS).

Selain itu, pengunjung juga dapat mengamati gerhana matahari melalui kaca mata khusus ND5 yang bisa dipinjam gratis ataupun dibeli dengan harga Rp 25.000.

Founder HAAS, Dwi Lestari (25) mengatakan Kota Semarang hari ini mendapatkan fenomena GMP dengan 68 persen tertutup bulan.

"Sejak pukul 10.00 WIB, kami sudah mendirikan tenda berteduh di Simpang Lima Semarang. Dua teleskop dipasang dengan filter matahari supaya aman," kata Dwi kepada Kompas.com, Kamis (26/12/2019).

Baca juga: 5 Fakta Menarik Gerhana Matahari Cincin di Sejumlah Daerah, Warga Antre Berfoto hingga Pemecahan Rekor

Edukasi ilmu astronomi

Dwi mengungkapkan komunitasnya mengadakan kegiatan pantauan gerhana untuk mengedukasi kepada masyarakat tentang ilmu astronomi.

"Kami ingin mengenalkan astronomi kepada masyarakat dan mengarahkan bagaimana mengamati gerhana dengan cara yang benar. Setelah itu, mereka akan memposting foto proses terjadinya GMP ke media sosial," ujar mahasiswa alumni Universitas Negeri Semarang ini.

Komunitas yang terbentuk sejak tahun 2013 ini juga menggelar kegiatan rutin mulai dari diskusi astronomi di Kota Lama, observasi gerhana matahari, gerhana bulan, bahkan hujan meteor dan pengamatan bulan.

Baca juga: BMKG: Gerhana Matahari Fenomena Alam, Jangan Dikaitkan dengan Hal Meresahkan

"Komunitas kami kini telah beranggotakan 20 orang. Siapa saja boleh bergabung melalui instagram di @astronomisemarang," kata Dwi.

Sementara itu, salah satu anggota HAAS Aufa Anis mengaku antusias mengamati fenomena gerhana matahari meskipun hanya parsial.

"Tadi kontak awal pada pukul 10.55 WIB kemudian puncaknya pukul 12.48 WIB dan kontak akhir pukul 14.28 WIB. Pas puncaknya cuaca cukup cerah, meski tadi memang sempat agak mendung," jelas Aufa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com