Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indahnya Toleransi Jelang Natal di Bukit Menoreh: Warga Beda Agama Bantu Bersihkan Gereja

Kompas.com - 27/12/2019, 07:39 WIB
Dani Julius Zebua,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com - Kerukunan mereka yang berbeda agama semakin menonjol menjelang perayaan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.

Salah satunya terlihat di antara warga Pedukuhan Suren di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Gereja Katolik Santa Lucia berdiri di Pedukuhan Suren. Gereja berada di tepi jalan besar menuju puncak Bukit Menoreh

Warga Suren menggalang kerja bakti membersihkan lingkungan Gereja Santa Lucia tersebut menjelang perayaan Natal kali ini.

Mereka tidak memandang perbedaan agama sebegai hambatan untuk mendukung kelancaran ibadah umat lain.

Warga membuat lingkungan bersih dan rapi sehingga bakal nyaman saat digunakan pada 25 Desember 2019, pukul 07.00 WIB.

"Pinggir jalan jadi bersih sehingga bisa dimanfaatkan. Biasanya di sana akan dipakai sebagai tempat moobil parkir di luar, motor di dalam;(halaman gereja)," kata Nardi (49), seorang warga Lingkungan Sanjaya Gereja Santa Lucia, Selasa (24/12/2019). Ia mengungkap hal ini via pesan ponsel. 

Baca juga: Tari Sufi Iringi Misa Natal di Kota Malang, Pengurus Gereja: Terimakasih Telah Membangun Toleransi

Kerukunan selalu tampak di antara warga jelang hari besar keagamaan mereka. Warga menunjukkan kepedulian cukup besar.

Nardi mencontohkan, selain kerja bakti, warga muslim juga melakukan ronda selagi warga Kristiani ke gereja menjalankan ibadah, ini terjadi khususnya saat malam misa.

Hal sebaliknya, warga non muslim turun ronda di hari besar agama Islam, bahkan selagi mereka melaksanakan teraweh. 

Mereka meninggalkan rumah tidak perlu was-was selagi menjalankan ibadah. 

"Sebaliknya saat masa bulan Ramadhan, warga meninggalkan rumah untuk ibadah, gantian warga Kristiani melakukan ronda menjaga rumah warga yang melaksanakan ibadah semisal teraweh," kata Nardi. 

Belum lagi, organisasi kemasyarakat kerap terlihat ikut menjaga ibadah gereja membantu aparat. Mereka lantas ikut dalam jamuan bersama.

Baca juga: Hangatnya Toleransi di Lereng Gunung Merbabu yang Dingin 

Kerukunan yang mengakar

Nardi menceritakan, kerukunan warga sejatinya mengakar di antara warga Desa Pagerharjo. Kerukunan diyakini sudah berlangsung turun temurun. 

Mereka terikat oleh rasa persaudaraan yang sangat kuat. Pasalnya, menurut Nardi, tidak sedikit dari mereka yang berbeda iman masih memiliki hubungan kekerabatan. Itulah yang membuat mereka semakin terikat satu dengan lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com