Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Tengah Malam di Liku Lematang, Bus Sriwijaya Masuk Jurang dan Tewaskan 35 Penumpang

Kompas.com - 26/12/2019, 08:38 WIB
Rachmawati

Editor

Hal tersebut dilakukan karena arus Sungai Lematang yang deras membawa sebagian korban hanyut. Selain aliran sungai, petugas juga menyisir bagian tebing untuk memastikan keberadaan korban.

Baca juga: Tragedi Bus Sriwijaya, Indonesia Butuh Badan Keselamatan Transportasi

"Banyak korban saat dievakuasi berada di luar bus karena terseret arus di sungai. Sehingga titik lokasi pencarian korban kita perluas. Sampai sekarang masih berlangsung," kata Kepala Sub Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Palembang, Benteng Telau, Selasa (23/12/2019).

Saat pencarian, hujan deras mengguyur Kota Pagaralam hingga membuat arus sungai menjadi lebih deras dan membuat tim kesulitan mencari korban.

Tim SAR gabungan masih belum bisa memastikan jumlah penumpang bus tersebut karena ada dugaan bus tersebut membawa penumpang gelap yang tidak terdaftar.

Hingga Rabu (25/12/2019) malam tercatat 35 penumpang yang ditemukan meninggal dunia.

Untuk sementara, polisi menduga kecelakaan terjadi karena sopir mengantuk karena ia mengambil rute Bengkulu, Kepahyang, Kota Pagaralam hingga jarak tempuh perjalanan pun menjadi lebih jauh.

Baca juga: 6 Fakta Baru Kecelakaan Bus Sriwijaya, Bukan Kejadian Pertama hingga KNKT Investigasi Penyebab Kecelakaan

Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabid dokes) Polda Sumatera Selatan Kombes Pol dr Syamsul Bahar mengatakan, berdasarkan pemeriksaan tim forensik, seluruh korban yang tewas dalam kecelakaan bus Sriwijaya akibat terkurung dalam badan mobil.

Dari pemeriksaan seluruh jenazah, semuanya mengalami trauma akibat terjatuh dari jurang.

Selain itu, para korban juga banyak meminum air sungai karena terjebak dalam mobil.

"Mereka terminum air akibat terkurung dalam mobil. Sebagian besar korban meninggal karena mengalami trauma setelah terjtuh ke jurang," kata Syamsul, Rabu (25/12/2019).

Baca juga: Cerita Korban Selamat Bus Sriwijaya yang Masuk Jurang, Terseret Arus hingga Teriak Minta Tolong

Bus berusia 20 tahun dan tak layak jalan

Bus maut yang menewaskan puluhan penumpang tersebut dibeli oleh PO Bus Sriwjaya pada tahun 1999 dan rutin melakukan KIR setiap 6 bulan sekali.

KIR terakhir habis mas aberlaku pada Februari 2020 nanti.

"Bus dalam kondisi laik jalan. Uji KIR terakhir enam bulan lalu," jelas Aji Supriyadi Kepala Operasional PO Bus Sriwijaya, Selasa (24/12/2019).

Ia mengklaim sebelum berangkat, proses pengecekan kondisi selalu dilakukan termasuk keamanan rem.

Namun hal berbeda ditemukan oleh Dinas Perhubungan Sumatera Selatan yang menyebut bus tersebut tidak layak jalan.

Baca juga: Tim Forensik: Korban Kecelakaan Bus Sriwijaya Tewas karena Terkurung dalam Mobil

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com