Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2019: 6 Kasus Kerusuhan di Sejumlah Tanah Air, Hoaks, Rasis hingga Salah Paham

Kompas.com - 25/12/2019, 06:12 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Sepanjang tahun 2019, ada beberapa kasus kerusuhan yang terjadi di sejumlah daerah yang terbilang cukup memprihatinkan, karena sampai menelan korban jiwa, baik dari masyarakat hingga aparat penegak hukum, bahkan juga menimbulkan kerugian material.

Permasalahan kasus kerusuhan yang terjadi pun bermacam-macam, mulai dari dianggap rasis, salah paham, hoaks, hingga diprovokasi.

Tentunya, semua pihak berharap kasus serupa tidak kembali terjadi untuk ke depan. 

Berikut ini beberapa kasus kerusuhan yang Kompas.com rangkum sepanjang tahun 2019.

1. Kerusuhan di Pontianak, terprovokasi aksi 22 Mei di Jakarta

Suasa aksi massa membakar ban bekas di Perempatan Jalan Tanjung Raya I, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (22/5/2019) Istimewa Suasa aksi massa membakar ban bekas di Perempatan Jalan Tanjung Raya I, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (22/5/2019)

Sejumlah orang membakar Pos Polisi Lalu Lintas di Perempatan Jalan Tanjung Raya I, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (22/5/2019) sekitar pukul 07.00 WIB.

Sebelum terjadi kebakaran pos polisi tersebut, awalnya sejumlah orang berkumpul dengan membawa petasan serta membakar ban di perempatan tersebut sekitar pukul 04.30 WIB.

Saat matahari terbit, terbakarlah pos polisi lalu lintas yang berada 100 meter dari lokasi massa.

Akibat kerusuhan itu, tiga anggota polisi dilaporkan terkena tembakan sanjata api jenis lantak saat mengamankan aksi massa, Kamis (23/5/2019) dini hari.

Selain luka tembak, sejumlah anggota kepolisian juga ada yang dirawat karena lemparan batu dari peserta aksi.

Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmidji menilai, kericuhan yang terjadi di Kota Pontianak, Kalbar, Rabu pagi, akibat adanya provokasi dari kejadian di Jakarta.

"Orang demo menyampaikan hal itu wajar. Namun, saya berharap kita harus menjaga keadaan Kota Pontianak dan Kalbar agar tetap kondusif," katanya, Rabu sore.

Sementara itu, Kapolda Kalimantan Barat Irjen Pol Didi Haryono mengungkapkan, sebanyak 203 orang ditangkap dalam kerusuhan tersebut.

Dari 203 orang tersebut, berdasarkan pemeriksaan urine, 98 orang diantaranya positif menggunakan narkoba jenis sabu dan tiga orang membawa barang bukti narkoba.

"Mereka rata-rata sebagai pengguna (narkoba). Itu berdasarkan hasil tes urine," kata Didi, di Mapolda Kalbar, Kamis (23/5/2019).

Baca juga: 3 Polisi Tertembak Senjata Api Rakitan Saat Amankan Kerusuhan di Pontianak

 

 

2. Video hoaks jadi pemicu dibakarnya kantor Polsek Tambelangan Sampang

Sisa-sisa barang yang ikut terbakar di Polsek Tambelangan yang dibakar warga pada Rabu (22/5/2019). Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa bersama dengan Kapolda Jatim dan Pangdam V Brawijaya meninjau kantor Polsek Tambelangan, Kamis (23/5/2019). KOMPAS.com/TAUFIQURRAHMAN Sisa-sisa barang yang ikut terbakar di Polsek Tambelangan yang dibakar warga pada Rabu (22/5/2019). Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa bersama dengan Kapolda Jatim dan Pangdam V Brawijaya meninjau kantor Polsek Tambelangan, Kamis (23/5/2019).

Rabu (22/5/2019) sekitar pukul 22.00 WIB, kantor Polsek Tambelangan di Sampang, Jawa Timur, ludes dibakar massa.

Aksi anarkis tersebut dipicu beredarnya video hoaks di media sosial. Ada salah satu ulama dikabarkan ditahan polisi saat mengikuti aksi 22 Mei di Jakarta.

Dalam penyelidikan, polisi menemukan satu kardus bom molotov yang belum digunakan.

Bom molotov yang berupa botol bekas minuman suplemen berisi minyak tanah dan bersumbu itu ditemukan di samping selatan kantor Polsek Tambelangan.

"Awalnya dari info hoaks. Warga kemudian terprovokasi dan melakukan tindakan di luar kendali hingga berujung pembakaran," terang Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Luki Hermawan, Kamis (23/5/2019) saat meninjau lokasi kantor Polsek Tambelangan.

Kapolda Jawa Timur menegaskan, peristiwa pembakaran kantor Polsek Tambelangan, tidak ada kaitannya dengan masalah Pilpres secara langsung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com