Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terjadi Lagi, Warga Selapan yang Tinggal di Air Hitam Diminta Tinggalkan Babel

Kompas.com - 24/12/2019, 07:00 WIB
Heru Dahnur ,
Dony Aprian

Tim Redaksi

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Penolakan terhadap warga Selapan yang tinggal di Desa Batu Belubang, kembali meluas hingga ke Kota Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung, Senin (23/12/2019) malam.

Hal itu disebabkan, buntut insiden penusukan bapak dan anak di Desa Batu Belubang.

Pantauan Kompas.com di lokasi, ratusan warga mendatangi Kantor Lurah Air Hitam, Kecamatan Bukit Intan, Pangkal Pinang, menuntut warga Selapan yang tinggal di kelurahan tersebut untuk dipindahkan.

"Kami tidak ingin kejadian seperti di Desa Batu Belubang. Kalau bisa mereka pindah. Dan kami tidak ingin sampai ada sweeping," kata Ketua RT 003 Kelurahan Air Hitam, Aming saat pertemuan di kantor lurah setempat.

Baca juga: Pelaku Penusukan Ayah dan Anak di Bangka Belitung Ditangkap

Menyikapi warga yang ramai berkumpul, pemangku kepentingan langsung menggelar rapat di kantor Kelurahan Air Hitam.

Kapolres Pangkal Pinang AKBP Iman Risdiono dan Kapolsek Bukit Intan AKP Adi Putra serta pimpinan kecamatan turut hadir dalam pertemuan itu.

Selama pertemuan berlangsung, ratusan warga menunggu di depan kantor kelurahan hingga memenuhi badan jalan.

Dalam orasinya, warga meminta seluruh perkakas kerja yang biasa digunakan warga Selapan untuk menambang timah inkonvensional segera dibongkar.

Warga juga menolak tidak ada lagi warga asal daerah Selapan yang tinggal di Kelurahan Air Hitam.

Baca juga: Detik-detik Evakuasi 140 Warga Sumsel Pasca-penusukan Bapak dan Anak

Menyikapi tuntutan warga, pihak kepolisian meminta warga untuk menahan diri.

Kejadian yang ada di Desa Batu Belubang telah diproses hukum oleh polisi, sehingga warga diminta tidak mudah terprovokasi.

"Masyarakat jangan mudah terprovokasi oleh oknum yang menyebarkan berita bohong untuk membuat kekacauan di Kota Pangkal Pinang ini," kata Kapolsek Bukit Intan Adi Putra.

Dia mengimbau, masyarakat harus cerdas menyaring setiap menerima informasi sehingga tidak mudah terprovokasi oleh berita bohong.

Setelah pertemuan selesai, warga kemudian membubarkan diri dengan tertib.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com