PAGARALAM, KOMPAS.com- Kaki Gunung Dempo, Pagaralam, Sumatera Selatan, merupakan salah satu lokasi terjadinya serangan harimau.
Irfan, seorang pendaki yang sedang berkemah di Gunung Dempo pada Sabtu (16/11/2019), mengalami luka robek setelah diserang hewan liar itu.
Namun, serangan harimau disebut Suryanto (48), baru kali ini terjadi.
Suryanto yang merupakan Ketua RT 11 RW 05 Kampung IV, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, sudah 22 tahun tinggal di kaki Gunung Dempo.
Selama bertahun-tahun itu, Suryanto sering keluar masuk ke dalam kawasan gunung Dempo.
Dalam rentang waktu itu, tidak pernah harimau menyerang Suryantu.
"Baru kali ini kejadian begini, selama saya di sini tidak pernah ada masalah," kata Suryanto kepada Kompas.com, Senin (23/12/2019).
Baca juga: Makam Dibongkar, Petani yang Diduga Diterkam Harimau Jalani Otopsi
Suryanto bahkan tahu di dalam hutan Gunung Dempo ada satu ekor harimau dan satu ekor macan tutul yang tinggal tidak berjauhan.
"Selama ini mereka tidak pernah mengganggu, hanya lewat saja. Warga disini juga sudah tahu," ujarnya.
Pada 2016, Suryanto sempat bertemu seekor harimau yang sedang memangsa babi. Saat itu, dia sedang berada di atas pohon untuk mencari benalu.
"Ukuran harimaunya saat itu kira-kira dewasa. Saya hanya berdiam di atas pohon, setelah harimau itu lari baru saya turun. Kami mempunyai tradisi untuk menghormati harimau di sini," ujarnya.
Baca juga: Kronologi Petani Tewas Diterkam Harimau di Lahat: Jadi Korban Ke-4, Ditemukan Tak Utuh
Hal senada juga diungkapkan Budiono (57) Ketua Adat Desa Benawa Kelurahan Penjalang, Kecamatan Dempo Selatan, kota Pagaralam.
Warga sekitar Gunung Dempo punya tradisi untuk menghormati harimau yang mereka sebut sebagai 'Nek Ngau' dan 'Setue'.