Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Pembunuhan Mahasiswi di Bengkulu, Berawal dari Motor yang Ditabrak dan Pelaku Tewas Bunuh diri

Kompas.com - 23/12/2019, 06:16 WIB
Rachmawati

Editor

Karena terus ditagih oleh Wina, Paidi diduga menyimpan dendam hingga nekat membunuh mahasiswi semester V Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu itu.

"Tidak menutup kemungkinan bahwa motifnya itu karena balas dendam, ataupun karena jengkel atau sakit hati terhadap korban karena selalu ditagih-tagih terus untuk memperbaiki sepeda motor korban yang rusak," katanya di Mapolres Bengkulu, Rabu (11/12/2019).

Baca juga: Tak Hanya Dibunuh, Mahasiswi di Bengkulu Diduga Diperkosa dan Dirampok

 

Tetapkan satu tersangka penadahan motor

Rabu (11/12/2019). Polisi mengamankan WL di sebuah kos di kawasan Kelurahan Panorama, Kota Bengkulu.

Pria yang sehari-hari berkerja sebagai penjual ayam potong itu ditangkap karena menjadi penadah sepeda motor milik WIna yang digadaikan oleh Paidi sebesar Rp 1 juta.

Kasat Reskrim Polres Bengkulu AKP Indramawan Kusuma Trisna mengatakan, WL ditetapkan sebagai tersangka karena ia mengetahui bahwa sepeda motor yang digadaikan oleh PI merupakan hasil dari tindak kejahatan.

"WL ini menyanggupi permintaan dari terduga pelaku utama pembunuhan ini sebesar Rp 1 juta. Jadi istilahnya terduga pelaku ini menggadaikan sepeda motor yang ternyata milik korban pembunuhan. Kita sudah pastikan bahwa sepeda motor ini milik korban. Kami sudah cek ke Samsat bahwa nomor rangka dan nomor mesin ini sesuai dengan sepeda motor milik korban," katanya di Mapolres Bengkulu.

Baca juga: Mahasiswi Bengkulu Ditemukan Tewas Terkubur di Belakang Kos, Polisi Tetapkan 1 Tersangka

 

Upaya bunuh diri sebelum ditangkap polisi

Jenazah mahasiswi Bengkulu dibawa keluarga setelah dilakukan otopsiANTARABENGKULUNEWS.COM Jenazah mahasiswi Bengkulu dibawa keluarga setelah dilakukan otopsi
Rabu (18/12/2019). Polisi berhasil menangkap Paidi, pelaku utana pembunuhan Wina di Desa Tanjung Alam, Kecamatan Lintang Kanang, Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan.

Selama pelariannya, Paidi sempat sembunyi di dalam hutan di kawasan Empat Lawang dan pulang ke tempat tinggalnya.

Polisi kemudian berkoordinasi dengan pihak kepala desa dan Paidi mengaku akan menyerahkan diri ke kantor polisi didampingi keluarganya.

Saat hendak diantar ke rumah kepala desa, Paidi pamit ke kamar mandi. Karena tak kunjung keluar, keluarga pun masuk dan menemukan Paidi dalam kondisi berlumuran darah tergantung di kamar mandi.

Baca juga: Coba Bunuh Diri, Pelaku Pembunuhan Mahasiswi Bengkulu Kritis

Paidi diduga panik hingga nekat bunuh diri.

Padahal, keluarga telah berinisiatif menyerahkan Paidi ke polisi dengan jaminan tidak diamuk massa.

"Jaminan keluarga itu dipenuhi polisi, Namun, belum selesai upaya negosiasi keluarga dan polisi, pelaku nekat menusukkan pisau ke perut dan menggantung dirinya menggunakan tali," ujar Kapolres AKBP Pahala Simanjuntak, Jumat (20/12/2019).

Baca juga: Pembunuh Mahasiswi di Bengkulu Tewas akibat Upaya Bunuh Diri

Paidi yang terluka segera dilarikan ke RS Bhayangkara, Bengkulu, untuk mendapatkan perawatan.

Kondisi Pardi kritis, bahkan ia sempat mendapatkan bantuan pernapasan oleh medis.

"Sabtu (21/12/2019) sekitar pukul 21.40 WIB, tersangka pembunuhan Wina atas nama Paidi meninggal dunia. Sudah dilakukan upaya oleh tim medis, namun tidak tertolong,” kata Kasat Reskrim Polres Bengkulu AKP Indramawan Kusuma Trisna, Sabtu (21/12/2019).

SUMBER: KOMPAS.com (Firmansyah) | Editor: David Oliver Purba, Farid Assifa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com