Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tuti, Ibu dari 100 Kucing Telantar di Denpasar: Ambil di Jalan hingga Tebus ke Orang Lain

Kompas.com - 22/12/2019, 12:11 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
Farid Assifa

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Di kediaman Tuti Supriapti (45) di Jalan By Pass Ngurah Rai No 26 A, Denpasar, Bali, tampak puluhan kucing berkeliaran bebas di sekitar rumah.

Kucing-kucing ini nampak sehat dan terawat.

Naik ke lantai dua di sebuah ruangan, rupanya Tuti merawat hampir 100 ekor kucing lebih dari berbagai jenis. Sebagian besar jenis kucing kampung dan persia.

Tuti mengatakan, kucing-kucing ini didapatnya dari memungut di jalan, mengambil di pasar, dan menebus dari orang yang enggan merawat.

Baca juga: Kisah Dita Rawat 250 Kucing Telantar, Keluarkan Rp 1 Juta Sehari untuk Pakan

Kucing-kucing ini ia ambil dalam keadaan sakit sehingga ditelantarkan dan dibuang pemiliknya.

"Ini kucing liar, kucing sakit yang dibuang. Saya ambil dari pasar, nebus ke orang," ceritanya kepada Kompas.com, Minggu (22/12/2019).

Tuti menceritakan, beberapa kucing yang diambilnya dalam kondisi sakit parah.

Ada seekor kucing yang ia namai Roni, menderita luka yang cukup parah di lehernya. Bahkan hingga berlubang dan banyak belatungnya.

Kemudian ada yang terkena tumor dan berlubang di bagian lehernya juga. Kucing lainnya ia selamatkan karena kakinya terkena luka tembak senapan angin.

Kaki kucing tersebut harus diamputasi karena sudah membusuk.

Kemudian ada kucing yang ia namai Mario dikurung di kos-kosan selama 3 bulan tanpa diberi makanan.

Saat ia selamatkan, kucing tersebut kurus karena bertahan hidup hanya dengan meminum air di toilet.

"Ada tiga ekor dan dua sudah mati badannya kurus. dia hidup dari minum air di toilet," ceritanya.

Tuti mulai merawat kucing-kucing itu sejak enam tahun lalu. Saat itu, awalnya ia membuka jasa penitipan kucing dan hanya memelihara dua kucing.

Ia lalu aktif dan beeinteraksi di grup media sosial pecinta kucing. Dari sana, ia tahu ternyata di Denpasar banyak kucing-kucung telantar yang dibuang pemiliknya karena dalam kondisi sakit.

"Akhirnya saya selamatkan dan tak lagi buka penitipan," tuturnya.

Selama enam tahun tersebut, ada 100 ekor lebih kucing yang ia rawat sekarang. Untuk perawatannya ia harus memandikan semuanya setidaknya tiga bulan sekali.

Sementara untuk biaya makannya, ia harus merogoh kocek hampir Rp 500.000 setiap dua hari.

Uang tersebut untuk membeli makanan kucing seberat 7 kilogram yang hanya habis dalam dua hari.

Baca juga: 7 Kasus Penyiksaan Satwa, Mata Kucing Ditusuk hingga Orangutan Terluka dengan 73 Peluru

Dengan jumlah 100 ekor lebih, kini Tuti tak lagi menerima kucing-kucing yang diberikan orang. Kecuali, kucing-kucing yang memang kondisinya sangat parah.

Selain itu, ia juga tak mau memberikan kucing-kucingnya kepada orang yang berniat mengadopsi. Ia kapok karena beberapa kucing yang pernah diadopsi berakhir mati hingga sakit parah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com