Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pastor di Banyuwangi Bangun Mushala: Agar Tamu Muslim Shalat dengan Nyaman

Kompas.com - 21/12/2019, 12:13 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Romo Tiburtius Catur Wibawa membangun mushala di Griya Ekologi Kelir di Desa Kelir, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Griya Ekologi Kelir adalah tempat pelatihan dengan lahan seluas 2 hektar milik SMA Katolik Hikmah Mandala, Banyuwangi, yang dinaungi Yayasan Karmel Keuskupan Malang.

Mushala sederhana itu dibangun oleh Romo Catur sejak Mei 2019. Saat ini mushala itu bisa digunakan dan menampung 12 orang.

Baca juga: Pastor dan Para Pemuda Katolik Ikut Amankan Shalat Id di Sentani

Saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (21/12/2019) melalui saluran telepon, Romo Catur bercerita Griya Ekologi Kelir di Banyuwangi adalah rumah edukasi untuk menumbuhkan kembali rasa cinta pada alam. Pemberkatan rumah edukasi itu dilakukan pada 22 Septemebr 2018 lalu.

"Sejak rumah edukasi ini dibangun, banyak tamu yang datang ke rumah edukasi ini dari lintas agama. Ada yang Kristen, Katolik, dan Islam. Lalu saya berinisiatif membangun mushala kecil di sini agar tamu muslim yang datang bisa shalat dengan nyaman," katanya.

Sebelum mushala itu dibangun, Romo Catur bercerita bahwa tamu muslim biasanya akan shalat jemaah di ruangan kosong yang telah dibersihkan atau di kamar yang ada di Griya Ekologi Kelir.

Baca juga: Kagum dengan Toleransi Warganya, Menteri Desa Sampai Sebut Daerah Ini Prototipe Desa Surga

Proses pembangunan mushala yang dibangun Romo Catur pada Mei 2019 laludok pribadi Romo Catur Proses pembangunan mushala yang dibangun Romo Catur pada Mei 2019 lalu
"Tamu yang datang ke sini memang kebanyakan beragama Katolik, Kristen, dan Islam, dan sejak ada mushala ini saya ikut bahagia karena mereka juga bisa beribadah," katanya.

Saat ini Romo Catur sedang membangun Rumah Maria yang bisa digunakan untuk umat Nasrani berdoa dan beribadah.

"Rumah Maria sekarang sedang proses dibangun," katanya.

Kepada Kompas.com, Romo Catur bercerita tidak tertutup kemungkinan ada yang ingin mendirikan pura untuk ibadah umat Hindu dan wihara untuk ibadah umat Buddha di lahan Griya Ekologi Kelir.

Baca juga: Ganjar: Rembugan Jadi Obat Toleransi di Jawa Tengah

"Jika ada yang ingin membangun pura dan wihara di sini, kami terbuka. Kalau sekarang tidak memungkinkan karena kendala di biaya. Sementara mushala dulu dan Rumah Maria yang dibangun," katanya.

Griya Ekologi Kelir memiliki lingkungan alam yang asri. Bangunan yang dirikan adalah rumah adat Banyuwangi yang didominasi kayu.

Selain itu, Romo Catur dan warga sekitar menanam berbagai macam pohon di wilayah tersebut. Sebagian tanaman dijual untuk biaya operasional Griya Ekologi Kelir.

"Kita kembali di alam. Jadi semua bangunan pakai rumah adat Banyuwangi dari kayu, termasuk juga mushala semua dari kayu. Di sini juga kita minimalkan penggunaan plastik agar tidak banyak sampah," kata Romo Catur.

Baca juga: Kapolda Papua Tak Akan Toleransi Gangguan Keamanan Jelang HUT OPM

 

Kuliahkan siswa agama Islam hingga jadi sarjana

Martina Puspita (25) guru Bahasa Indonesia di SMA Katolik Hikmah Mandala Banyuwangi dan Romo Tiburtius Catur Wibawa, kepala sekolah SMA Katolik Hikmah MandalaKOMPAS.COM/Ira Rachmawati Martina Puspita (25) guru Bahasa Indonesia di SMA Katolik Hikmah Mandala Banyuwangi dan Romo Tiburtius Catur Wibawa, kepala sekolah SMA Katolik Hikmah Mandala
Saat masih menjabat sebagai Kepala SMA Katolik Hikmah Mandala, Romo Catur menanggung biaya kuliah salah satu siswanya yang bernama Martina Puspita (25) yang lulus SMA pada tahun 2011.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com