Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kampar, Riau Terpaksa Panen Sawit di Tengah Banjir

Kompas.com - 21/12/2019, 07:31 WIB
Idon Tanjung,
Khairina

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Kebutuhan pokok yang mulai menipis, membuat Husin terpaksa panen kelapa sawit di tengah banjir yang melanda kebunnya di Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak  Hulu, Kabupaten Kampar, Riau.

Sudah lebih dari sepekan, pria 52 tahun itu tidak bisa bekerja akibat banjir yang juga merendam rumahnya.

"Beras, minyak sudah mau habis. Uang juga sudah tak ada. Jadi saya usakan juga untuk panen sawit yang dilanda banjir," ujar Husin pada Kompas.com, Jumat (20/12/2019).

Baca juga: Sebanyak 62.630 Jiwa di 6 Kabupaten Terdampak Banjir di Riau Sejak Pertengahan November

Dia panen sawit menggunakan alat dodos, dengan membawa sebuah perahu berukuran besar.  

Namun, panen cukup sulit dilakukan serta beresiko karena ketinggian air di kebun mencapai sekitar satu setengah meter.

"Ketinggian air setinggi dada. Jadi buah yang didodos langsung diarahkan ke dalam perahu," kata Husin.

Kebun sawit yang dimilikinya seluas satu hektar. Akan tetapi, tak semua hasil kebun bisa dipanen, karena beberapa pohon sawit sudah tenggelam genangan banjir.

"Sebagian ada yang tenggelam dan buahnya sudah busuk," sebutnya.

Dari panen yang dilakukan sejak pagi hingga siang, Husin mendapat hasil hanya sekitar 500 kilogram, setelah ditimbang.

"Biasanya dapat satu ton. Tapi karena banjir cuma dapat 500 kilo. Alhamdulillah, masih ada rezeki untuk beli beras," ucap Husin bersyukur.

Baca juga: 8 Kecamatan di Limapuluh Kota di Sumbar Dihantam Banjir dan Longsor

Dia mengatakan, pohon sawit yang sudah berbuah jika terendam banjir harus menunggu lama untuk bisa berbuah kembali.

"Buahnya itu kan membusuk kalau sudah  terendam air. Jadi menunggu enam bulan lagi baru berbuah," sebut Husin.

Diberitakan sebelumnya, memasuki hari kesembilan, banjir mengepung ratusan rumah warga Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau.

Banjir yang terjadi sejak Kamis (12/12/2019) lalu, dipicu akibat luapan air Sungai Kampar. 

Sebab, lima pintu waduk PLTA Koto Panjang yang ada di hulu sungai dibuka dengan ketinggian satu meter lebih.

Sehingga, luapan sungai berdampak ke permukiman warga di sepanjang bantaran Sungai Kampar.

Selain di Kabupaten Kampar, banjir juga melanda ribuan rumah warga di Kabupaten Rokan Hulu, Pelalawan, Indragiri Hulu, Rokan Hilir, dan Kabupaten Kuantan Singingi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com