Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjualan Babi Anjlok 70 Persen, Peternak Merugi

Kompas.com - 20/12/2019, 17:20 WIB
Dewantoro,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Kasus kematian puluhan ribu babi di Sumatera Utara akibat merebaknya virus hog cholera dan African swine fever (ASF) membuat pelaku usaha lesu.

Penjualan mereka anjlok hingga 70 persen.

Ketua Asosiasi Peternak Babi Sumatera Utara (Asperba Sumut) Hendri Duin mengatakan, anjloknya penjualan babi itu terjadi pada November 2019.

"Pelaku usaha rumah makan, di November kita jatuh sampai dengan 70 persen. Setelah diadakan beberapa event termasuk di Brastagi dan Medan, sekarang mendekati ke 50 persen, sudah membaik," kata Hendri saat ditemui, Jumat (20/12/2019).

Baca juga: 30.000 Babi di Sumut Mati Akibat Demam Babi Afrika, Bisakah Menular pada Manusia?

Menurut dia, meskipun sudah banyak babi yang mati, saat ini pasokan stok babi tidak mengalami masalah.

Hendri mengatakan, para pengusaha memprediksi babi baru akan susah didapatkan pada sekitar Maret - Agustus 2020.

Kelangkaan tersebut akan membuat harga babi meningkat.

"Kalau sekarang down. Tapi saya yakin pasti naik," kata Hendri.

Menurut Hendri, harga daging babi di Medan saat ini hanya Rp 20.000 per kilogram.

Padahal, normalnya Rp 30.000 per kilogram.

Dengan harga tersebut, peternak masih bisa untung meskipun tidak besar.

Pada saat Natal, menurut Hendri, harganya bisa naik menjadi sekitar Rp 32.000 per kilogram.

"Sekarang belum naik. Malah stok di lapangan masih menumpuk di supplier kita. Menumpuk karena tidak laku," kata Hendri.

Baca juga: Wabah Demam Babi, Ini Imbauan Kementan

Menurut Hendri, penurunan penjualan babi karena banyaknya masyarakat yang termakan hoaks.

Padahal, sudah beberapa kali disampaikan di media maupun berbagai kegiatan seperti acara kuliner, agar masyarakat tidak takut makan babi.

"Jangan takut makan daging babi, karena tidak menjangkit ke manusia. Hanya sesama babi. Masalahnya masyarakat kurang yakin," kata dia. 

Dampak kerugian juga dialami pengusaha makanan yang menawarkan daging babi.

"Dampak ekonominya luar biasa. Untuk rumah makan juga biasanya saat ini udah mendapatkan order besar untuk katering Natal, menyusut 80 persen," kata Hendri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com