Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cara Pemerintah agar Tak Lagi Impor Garam

Kompas.com - 20/12/2019, 14:06 WIB
Hamzah Arfah,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Impor garam yang masih tinggi membuat para pemangku kebijakan melakukan berbagai macam terobosan.

Salah satunya dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerjasama dengan PT Garam (Persero).

Keduanya bekerjasama menerapkan alat bantu pengolahan pemurnian di pabrik PT Garam yang ada di Gresik, Jawa Timur.

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) yang juga Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, dengan penggunaan alat pengolahan ini, ia optimistis akan mampu secara perlahan meminimalisasi kebutuhan akan garam impor di Indonesia.

"Ini tahapan pertama kita, berupaya mengurangi kebutuhan impor akan garam industri," ujar Bambang, di sela agenda komisioning pilot project garam industri terintegrasi di pabrik PT Garam Gresik, Jumat (20/12/2019).

Baca juga: Menteri KKP: Indonesia Impor Garam karena Terpaksa

Bambang menjelaskan, selama ini memang banyak pertanyaan terkait banyaknya garam yang dihasilkan oleh para petani.

Namun, tetap saja garam impor masih banyak ditemukan untuk mencukupi kebutuhan industri di Indonesia.

Hal tersebut tidak lain karena kandungan natrium chloride (NaCl) garam yang dihasilkan oleh para petani masih rendah.

Sehingga belum mencukupi untuk langsung digunakan oleh industri yang membutuhkan. Ini perlu pengolahan lebih lanjut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com